"Melalui program pemberdayaan terintegrasi TKI purna ini, setelah pulang mereka kami harapkan bisa hidup lebih sejahtera, dikasih modal juga untuk usahanya. Jadi, menjadi TKI itu maksimal cukup dua kali saja," kata Nusron.
"Semua service keuangan itu nantinya disingkat menjadi Saku TKI. Singkatannya, service keuangan inklusif bagi TKI," lanjut Nusron.
Nusron menceritakan, selama ini penyebab adanya TKI yang berangkat ke luar negeri adalah setiap tahun jumlah angkatan kerj, yaitu usia kerja produktif antara 18-55 tahun, di Indonesia bertambah sebesar 2,8 juta orang. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya 5 persen saja per tahunnya hanya mampu menyerap 1,250.000 jumlah angkatan kerja saja tiap tahun.
"Sisanya berpotensi pengangguran. Karena, pengangguran tinggi inilah maka banyak orang yang cari peluang dan cari kerja ke Luar negeri," kata Nusron.
Nusron mengingatkan, jika ingin bekerja ke luar negeri, para calon TKI sebaiknya tidak pergi melalui calo. Dia menyarankan para calon TKI melawati jalur yang benar.
"Yang penting, jangan ke negara di Timur Tengah. Ini dikarenakan hukum yang melindungi pekerja migran di sana belum kuat. Karena itulah, penempatan TKI ke negara-negara di Timur Tengah ditutup. Pergilah ke negara yang sudah ditentukan oleh pemerintah, dan pergilah dengan benar," tutup Nusron.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.