Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Ekonomi AS Baik, Harga Emas Turun

Kompas.com - 26/11/2015, 09:09 WIB
CHICAGO, KOMPAS.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Rabu (25/11/2015) waktu setempat (Kamis pagi WIB).

Logam mulia ini tertekan data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember melorot 3,8 dollar AS, atau 0,35 persen, menetap di 1.070,00 dollar AS per ounce.

Emas berada di bawah tekanan ketika laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan pesanan baru AS untuk barang manufaktur tahan lama pada Oktober meningkat 6,9 miliar dollar AS, atau 3,0 persen menjadi 239,0 miliar dolar AS, jauh di atas konsensus pasar. Peningkatan ini setelah turun 0,8 persen pada September.

Dalam laporan terpisah, departemen mengatakan pendapatan pribadi AS pada Oktober meningkat 68,1 miliar dollar AS atau 0,4 persen, setara dengan perkiraan pasar. Pengeluaran konsumsi pribadi meningkat 15,2 miliar dollar AS atau 0,1 persen pada Oktober.

Federal Reserve AS memantau laporan secara cermat, karena peningkatan upah dan gaji merupakan indikasi inflasi dan pasar tenaga kerja.

Sementara itu, penjualan rumah keluarga tunggal baru di AS pada Oktober 2015 berada di tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 495.000 unit, menurut Departemen Perdagangan Rabu. Angka ini 10,7 persen di atas tingkat direvisi September pada 447.000 unit dan 4,9 persen di atas perkiraan Oktober 2014 di 472.000 unit.

Para analis mencatat bahwa persediaan properti yang akan dijual berada pada tingkat tertinggi sejak awal 2010 dan dengan laporan penjualan rumah baru sebelumnya menunjukkan penurunan besar. Laporan ini mengangkat pasar saham AS, namun  dan memberikan tekanan pada emas.

Analis meyakini data yang positif ini akan menjadi pendorong bagi The Fed untuk menaikkan suku bunganya pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Desember.

Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.

Emas juga tertekan penguatan mata uang AS. Indeks dollar AS naik 0,2 persen menjadi 99,80 pada pukul 18.00 GMT.

Emas dan dollar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Jika dollar AS naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dollar menjadi lebih mahal bagi investor.

Sementara itu, perak untuk pengiriman Desember turun 0,1 sen, atau 0,01 persen, menjadi 14,158 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari menguat 2,2 dollar AS, atau 0,26 persen, ditutup pada 843,90 dollar AS per ounce.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com