Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kapal Nelayan Filipina Bakal Ditenggelamkan Seusai Tahun Baru

Kompas.com - 29/12/2015, 03:13 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kru KP Baladewa 8002 pada tanggal 18-19 Desember 2015 berhasil menangkap Kapal KM Tuna Mandiri 02 berukuran 29 gross tonage (GT) dan KM Johnny II (29 GT) di Laut Halmahera, Maluku Utara.

Wakil Kepala Staf TNI-AL Satuan Tugas (Satgas) 115 Laksdya TNI Widodo menyampaikan, penangkapan ini menandai langkah tegas Satgas 115 dalam melakukan operasi pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal.

"Saat ditangkap, kedua kapal tersebut menggunakan bendera Indonesia. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, kedua kapal tersebut tidak memiliki surat izin penangkapan ikan (SIPI). Nakhoda dan seluruh ABK berkebangsaan Filipina," kata Widodo, Senin (28/12/2015).

Widodo menjelaskan, KM Tuna Mandiri 02 memiliki muatan ikan jenis tuna besar sebanyak lebih kurang 100 ekor.

KM Tuna Mandiri 02 juga mengangkut ikan jenis tuna sedang sebanyak lebih kurang 200 ekor, perahu ketinting sebanyak 24 unit, dan alat pancing sekitar 48 buah.

Sementara itu, KM Johnny II mengangkut ikan tuna sekitar 25 ekor, perahu ketinting sebanyak 9 unit, serta alat pancing lebih kurang 11 buah.

"Saat ini, nakhoda KM Tuna Mandiri 02 atas nama Racel John dan nakhoda KM Johnny II atas nama Remegio Gansa sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik," tutur Widodo.

Menurut Widodo, penangkapan ikan ilegal yang dilakukan kedua kapal tersebut tergolong modus baru.

Berdasarkan hasil pemeriksaan penyidik, diketahui bahwa pemilik KM Tuna Mandiri 02 adalah pengusaha yang berasal dari Filipina dan beralamat di General Santos, Filipina. Bahkan, sebelum ditangkap, yakni pada tanggal 1 Desember 2015, KM Tuna Mandiri 02 juga sudah melakukan alih muatan atau transhipment dengan kapal pengangkut yang lain di perairan Irian.

Adapun jumlah ikan yang dialihmuatkan sekitar 90 ekor tuna. Adapun KM Johnny II juga dimiliki pengusaha Filipina. Sebelum tertangkap, lanjut Widodo, KM Johnny II sudah melakukan penangkapan ikan sekitar akhir November 2015 di perairan Filipina.

Selanjutnya, pada pertengahan Desember 2015, KM Johnny II melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia dan akhirnya ditangkap oleh KP Baladewa 8002.

Widodo menambahkan, rencana tindak lanjut dari penangkapan dua kapal ini ialah akan dilakukan penenggelaman kapal dan lelang ikan secepatnya, setelah tahun baru. "Saat ini, prosesnya sedang dipersiapkan oleh penyidik," kata Widodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com