Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla: Jangan Anti-pengusaha Pribumi...

Kompas.com - 29/12/2015, 10:01 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, ada pihak-pihak yang menghalang-halangi pengusaha pribumi mengembangkan bisnis di Indonesia. Hal itu disampaikan Kalla, menyusul dicurigainya Aksa Mahmud Jusuf dan Erwin Aksa lantaran bertemu dengan bos Freeport McMoran, James R Moffett alias Jim Bob.

Bahkan, ada tudingan Aksa Mahmud yang notabene ipar Jusuf Kalla, akan mendapatkan 40 persen saham smelter yang akan dibangun Freeport. Saham itu disebut-sebut sebagai imbalan apabila berhasil mengusahakan perpanjang kontrak Freeport.

"Jangan begitu dong berpikir itu (mencurigai pengusaha pribumi). Gila itu berpikir begitu. Orang ada pengusaha yang mau, dibilangin, dihalang-halangin," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (28/12/2015).

Kalla sendiri mengaku tidak mengetahui pertemuan tersebut. Menurut dia, persolan bisnis Aksa atau Erwin bukanlah urusan dirinya. Bahkan ia juga menantang pihak-pihak yang menuding Aksa menerima 40 persen saham smelter Smelter membuktikan tudingannya itu.

Kecurigaan dan tudingan kepada para pengusaha pribumi membuat Kalla tak habis pikir. Meskipun ada bisnis antara Aksa atau Erwin dengan Freeport, menurut Kalla, hal tersebut murni bisnis dan tak ada kaitannya dengan jabatan yang ia emban saat ini sebagai Wakil Presiden.

"Kenapa yang ngomong itu suka begitu (menuding pengusaha pribumi)? Mau meruntuhkan pengusaha nasional pribumi?" kata Kalla.

Menurut Wapres, kalaupun benar ada pengusaha pribumi mendapatkan kerjasama pembangunan smelter Freeport, maka itu hal yang baik. Selama ini tutur dia, proyek-proyek justru banyak didapatkan oleh para pengusaha Jepang dan China.

"Kalian pribumi, tidak boleh kerja di daerahnya, Anda mau kerja di mana? Siapa yang kasih pekerjaan di dunia ini kalau bukan para pengusaha? Bukan mereka-mereka yang suka ngomong itu yang kasih kerja orang, tapi para pengusaha ini," ucap JK.

"Jangan selalu anti pengusaha. Apalagi pengusaha daerah pribumi lagi. Suka dimacam-macamin. Kita lawan semua yang berpikir begitu," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com