Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikatan Pilot Indonesia, Wadah Peningkatan Kualitas SDM Pilot

Kompas.com - 12/01/2016, 15:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Banyaknya masalah yang timbul di dunia penerbangan Indonesia mendorong para pilot Indonesia bersatu membentuk Ikatan Pilot Indonesia.

Pembentukan Ikatan Pilot Indonesia (IPI) digelar di Jakarta Convention Center, Senin (11/1/2016).

Acara itu antara lain dihadiri Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan M Alwi, mantan Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal, Wakil Ketua Komisi V DPR Michael Wattimena, dan pengamat penerbangan Chappy Hakim.

Dalam kesempatan itu, dipaparkan pembentukan IPI ini sangat penting karena pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia dan perkembangan teknologi pesawat udara cukup tinggi. Di sisi lain, kuantitas dan kualitas sumber daya pilot dinilai masih kurang.

Ketua Formatur IPI Bambang Adisurya Angkasa mengatakan, IPI dibentuk karena adanya animo yang kuat dari para pilot untuk bersatu dalam satu wadah yang mampu mengayomi pilot Indonesia.

"Tujuannya, meningkatkan profesionalisme pilot dan memperbaiki dunia penerbangan Indonesia agar Indonesia kembali masuk kategori I dalam Federation Aviation Administration (FAA)," kata Bambang.

Jusman Safeii Djamal, mantan Menteri Perhubungan yang juga Komisaris Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, mengatakan, kecanggihan teknologi pesawat terbang harus diikuti kemampuan dan keterampilan pilot.

"Kecenderungan otomatisasi di pesawat terbang menciptakan gap untuk menciptakan keselamatan dan keamanan penerbangan," katanya. Ia berharap keberadaan IPI bisa menjadi kesatuan pandang antarpilot di Indonesia.

"Selama ini, pilot berada di dalam kotak-kotak organisasi maskapai. Dengan IPI, sekat-sekat yang membatasi komunikasi antara pilot dan regulator bisa diatasi. Yang lebih penting, komunikasi dan informasi yang terjalin bisa meningkatkan daya intelektualitas untuk meningkatkan pengetahuan yang terus berkembang. Semua perbedaan bisa diselesaikan dengan baik," papar Jusman.

Menurut pengamat penerbangan Chappy Hakim, saat ini pilot menghadapi problem yang besar dalam konteks akselerasi teknologi.

"Oleh karena itu, pilot harus bisa menciptakan salah satu kelompok kerja yang mengkaji intelektualitas untuk melihat kemajuan teknologi dari perspektif pilot. IPI bisa menjadi wadah untuk meningkatkan profesionalisme pilot," kata Chappy.

Michael Wattimena mengatakan, pertumbuhan yang sangat cepat di dunia penerbangan membutuhkan perubahan dalam kebijakan dan praktik pembinaan penerbangan.

"Ada banyak tantangan yang dihadapi dunia penerbangan saat ini, terutama dalam rangka perdagangan bebas internasional. Penerbangan nasional dihadapi pada persoalan infrastruktur, sistem penerbangan nasional, dan kesiapan sumber daya manusia. Indonesia dianggap tidak memenuhi standar minimum keamanan terbang internasional. Begitu juga di Eropa, baru sedikit maskapai nasional yang diizinkan terbang ke Eropa," kata Michael.

Kekurangan pilot

Dari segi jumlah, Indonesia dinilai juga kekurangan pilot. Michael memaparkan, sepanjang 2011-2015, dibutuhkan 4.000 pilot. Namun, tenaga pilot Indonesia yang dihasilkan hanya 1.600 orang. Artinya, terjadi defisit pilot sebanyak 2.400 pilot pada 2015.

Alwi mengatakan, saat ini, pemerintah terus berupaya agar Indonesia bisa memenuhi standar keselamatan yang ditentukan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.

"Saat ini, ada 1.620 temuan dan sudah 100 persen diperbaiki," kata Alwi. Nilai kesesuaian dengan persyaratan yang ditentukan adalah 70 dan Indonesia mencapai 56. (ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com