Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Tarif Listrik Picu "Gairah" Ekonomi

Kompas.com - 26/01/2016, 10:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana menurunkan tarif listrik 12 golongan alias golongan tarif non subsidi pada 1 Februari 2016 menyusul harga minyak yang terus rendah. Namun, PLN hingga kini masih menghitung penurunan tarif tersebut.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ryan Kiryanto menjelaskan, penurunan tarif listrik akan menyumbang dampak yang amat besar bagi perekonomian nasional.

Pasalnya, kalau rencana ini final, perekonomian akan kembali bergairah di tahun 2016.

Dampak yang paling terasa, kata Ryan, adalah turunnya inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Maret 2016 hingga seterusnya. Penurunan inflasi secara signfikan disebabkan selama ini ongkos listrik menyumbang kisaran 20 persen dari total biaya produksi.

"Ini akan memberikan peluang bagi BI Rate (suku bunga acuan Bank Indonesia) turun lagi. BI Rate bisa saja turun di Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Maret 2016, jika inflasi berkisar 4 persen year on year," kata Ryan ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (25/1/2016).

Meskipun demikian, BI pun masih mencermati beberapa kondisi sebelum kembali menurunkan BI Rate, antara lain kalau Federal Reserve tidak kembali menaikkan Fed Fund Rate, posisi nilai tukar rupiah sedang stabil, dan kebijakan ekonomi China masih akomodatif.

Namun demikian, inflasi yang membaik sebagai dampak penurunan tarif listrik tentu akan menjadi salah satu pertimbangan BI dalam menyesuaikan BI Rate.

"Saya kira demikian. Makanya BI sangat concern dengan ekspektasi inflasi," ujar Ryan.

Manajer Senior Public Relations PLN Agung Murdifi menyatakan, untuk menurunkan tarif listrik pada Februari nanti PLN akan memakai tiga indikator, yakni ICP, kurs dollar, dan inflasi.

Ketiga indikator tersebut saling terkait dalam perhitungan tariff adjustment yang diterapkan PLN setiap bulan.

"Soal berapa persennya penurunan tarif Februari 2016 kita tunggu pengumuman 1 Februari 2016 nanti," kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com