"Bagi negara juga akan diuntungkan dengan skema kerja sama ini. Sebab kami akan impor lebih sedikit untuk keperluan jaringan. Ini bukti bahwa kami siap dan berkomitmen untuk melakukan efisiensi jaringan," kata Alex.
Bukan Merger
Baik Dian maupun Alex menampik estimasi yang menyebutkan bahwa kerja sama patungan dua operator papan atas ini merupakan langkah awal merger. Seperti diketahui, Menteri komunikasi dan Informatika Rudiantara getol mendorong operator untuk merger, untuk mencapai efisiensi di industri telekomunikasi.
"Bukan. Merger belum diagendakan," tepis Dian.
Sementara bagi Alex, kerja sama seperti ini jauh dari sifat merger. "Kami masih ingin jalan sendiri-sendiri. Kalau dengan kerja sama ini terus merger, malah terbalik," pungkas dia.
Di kuartal I 2016, XL Axiata berhasil membukukan laba Rp 169 miliar berbanding terbalik dengan kerugian Rp 758 miliar di periode sama 2015.
Sementara Indosat Ooredoo di kuartal I 2016 ingin menurunkan porsi utang dalam mata dolar AS pada menjadi 20 persen sepanjang 2016 dari tahun lalu sekitar 24 persen. Di 2015, anak usaha Ooredoo ini membukukan kerugian Rp 1,31 triliun.