Ambil contoh saja taksi online vs taksi konvensional lah. Sedangkan perbankan kini sedang menghadapi ancaman serius dari fintech, termasuk peer to peer lending dan crowdfunding. Wajar kalau BRI harus mendalami strategi disruption.
Di nusantara ini, asal Anda tahu saja, di pulau-pulau terpencil yang potensinya besar, sering kali hanya BRI yang hadir.
Dari catatan yang saya miliki, BRI memiliki lebih dari 10.600 cabang operasi, dengan sekitar 240.000 electronic channel outlets dan 53 juta nasabah di seluruh archipelago Nusantara.
Bayangkan, berapa besar biaya yang bisa dihemat kalau bank ini mampu mendisrupsi bisnis model-nya.
Pilihannya bukan lagi change or die, tetapi disrupt or being disrupted.
Alhamdulilah saat ini saya dengar masalah yang dihadapi pembuat satelit BRIsat mulai ditemukan. Rupanya itu hanya masalah teknis ringan. Sekarang sedang diperbaiki.
Saya masih menunggu di Paris, sementara putra saya sudah menjelajahi bumi selatan Amerika.
Dari Cayenne, ia sudah melipir ke Suriname, menemui keluarga-keluarga Indonesia yang sejak puluhan tahun lalu bermigrasi ke sana. Kadang saya terkekeh kekeh saat ia menceritakan Pak Suwito yang bekerja di Arianespace, berbaju batik dengan celana bahan, tapi ia berbicara dalam bahasa Perancis berlogat Jawa tapi tak bisa berbahasa Indonesia.
Rambutnya panjang sampai ke kaki, jadi kata Adam, ia amat mirip dengan dukun di sini.
Putranya diberinama Gudel, dan ia baru saja tahu bahwa gudel adalah julukan anak kerbau di Jawa.
Kini putra-putri Suriname keturunan Jawa yang bekerja di Areanespace begitu bergairah menanti peluncuran BRIsat.
Kita doakan yang terbaik, dan mulai sekarang harus ada ekonom yang mendalami ekonomi archipelago. Sebab big data analitics-nya sebentar lagi sudah ada.
Prof. Rhenald Kasali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.