JAKARTA, KOMPAS.com - Survei terbaru Pricewaterhouse Coopers (PwC) menyebutkan bagaimana cara mempertahankan kelompok karyawan wanita di sektor jasa keuangan. Hasil survei menunjukkan, penugasan internasional sangat penting bagi perusahaan-perusahaan jasa keuangan agar mereka dapat mempertahankan kelompok karyawan ini.
Laporan PwC yang berjudul, ‘Women of the world: Aligning gender diversity and international mobility in Financial Services’, ini mencermati persimpangan di antara kedua konsep dalam judul tersebut. Laporan PwC disusun berdasarkan pada wawancara terhadap 628 responden yang bekerja di sektor jasa keuangan (384 wanita dan 244 pria).
Survei ini mengungkap bahwa 88 persen wanita yang bekerja di sektor jasa keuangan menganggap pengalaman berkecimpung di kancah internasional sebagai hal yang penting untuk memajukan karir mereka.
“Lebih dari tiga perempat wanita yang disurvei (77 persen) mengatakan bahwa peluang untuk menambah pengalaman mereka melalui penyelesaian penugasan internasional merupakan faktor utama untuk tetap bekerja pada suatu perusahaan”, kata Margie Margaret, Diversity and Inclusion Leader PwC Indonesia, melalui rilis ke Kompas.com.
Hasil survei ini menantang pandangan bahwa sikap wanita terhadap mobilitas akan lebih dipengaruhi oleh adanya anak, dibandingkan pria, dengan 73 persen wanita mengatakan mereka memilih untuk mengambil penugasan internasional sebelum berkeluarga, kurang lebih sama dengan pria (77 persen).
Lebih lanjut, 66 persen wanita mengatakan mereka senang dapat bekerja di luar negeri pada tahapan karir manapun, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pria (60 persen).
Hanya 17 persen wanita menyebut kesejahteraan dan pendidikan anak mereka sebagai suatu kekhawatiran yang membuat mereka berpikir dua kali untuk menjalani penugasan internasional, dibandingkan dengan 22 persen pada pria.
Namun bias masih tetap ada. Ketika ditanya tentang hal apa yang mencegah mereka bergabung dengan populasi yang mobile, para wanita di sektor jasa keuangan menyebut persepsi bahwa wanita yang sudah mempunyai anak tidak ingin bekerja di luar negeri sebagai penghalang utama (45 persen).
Sementara 30 persen menyebut pola pikir tradisional bahwa penugasan internasional dihubung-hubungkan dengan pria sebagai penghambat.
Mitos lain yang lazim dianut adalah bahwa wanita lebih pilih-pilih dibandingkan pria soal negara yang menjadi tujuan penugasan. Namun, survei PwC menunjukkan 32 persen wanita dari sektor jasa keuangan siap untuk ditugaskan kemana saja, dibandingkan dengan 44 persen pria.
Sebanyak 42 persen wanita mengatakan bahwa perusahaan mereka tidak memiliki pandangan jelas karyawan mana yang bersedia untuk mobile dalam skala internasional.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.