KOMPAS.com - Harga minyak pada perdagangan Selasa (21/6/2016) waktu setempat, atau Rabu (22/6/2016) dini hari waktu Indonesia barat (WIB), ditutup turun 1 persen.
Penurunan harga minyak dunia disebabkan terus berkembangnya spekulasi masa depan Inggris di Uni Eropa, pada referendum yang akan dihelat 23 Juni 2016 mendatang.
Selain itu, kilang pengolah minyak yang tidak berpoduksi sementara memicu rebound harga bensin.
Royal Dutch Shell harus menutup produksi bensin sebesar 316.600 barrel per day (bpd) akibat adanya kebocoran, di Deer Park, Texas. Perdagangan berjangka bensin RBc1 yang sebelumnya dibuka negatif, berhasil rebound ke wilayah positif.
Namun, harga minyak mentah turun seiring rebound bensin. Harga minyak sudah turun 2 persen pada perdagangan awal, seiring aksi ambil untung para investor pasca reli kenaikan selama dua hari.
Juga, dipicu oleh spekulasi bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), akan menguatnya dukungan Inggris tetap di Uni Eropa.
"Pihak Deer Park jelas sangat mendukung pasar," kata David Thompson, executive vice-president di perusahaan broker komoditas Powerhouse di Washington.
"Menguatnya dukungan Inggris tetap di Uni Eropa serta permasalahan yang melanda Venezuela adalah hal positif bagi kenaikan harga minyak."
Kontrak berjangka Brent untuk pengiriman Agustus LCOQ6 turun 3 sen ke level 50,62 dollar AS per barrel setelah turun 1 dollar dalam perdagangan terendah sepanjang sesi perdagangan Selasa.
Sementara minyak mentah AS untuk pengiriman Juli CLN6 ditutup turun 52 sen atau 1 persen ke level 48,85 dollar AS per barrel. Sementara kontrak Agustus untuk CLQ6 ditutup turun 11 sen ke level 49,85 dollar AS per barrel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.