Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ryan Filbert

Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Penerima Penghargaan Tokoh Inspiratif Pasar Modal oleh Presiden Joko Widodo

Berapa Rupiah Kita Dapat dari Investasi Saham 5-10 Tahun Terakhir?

Kompas.com - 07/08/2016, 12:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Pada contoh diatas, Anda akan mendapatkan bahwa sembilan dari 10 saham memberikan keuntungan bervariasi dari untung 200 persen sampai rugi nol koma sekian persen.

Misalnya, modal Anda berinvestasi pada saham Astra International Tbk (ASII) selama 10 tahun sebesar Rp 279 juta, sahamnya sendiri dijual di 2015, maka Anda akan mendapatkan uang Anda kini menjadi Rp 360 juta. Belum ditambah dengan pembagian hasil keuntungan setiap tahun yang bila ditotal adalah Rp 54,8 juta.

Atau contoh lainnya adalah membeli saham Unilever Indonesia (UNVR), memerlukan dana total sebesar Rp 1,068 miliar selama 10 tahun dengan rata-rata Anda berinvestasi setiap bulan adalah sebesar Rp 8,9 juta, membuat Anda mendapatkan hasil akhir sebesar Rp 2,4 miliar atau 123 persen kenaikannya dari aset yang Anda setorkan semuanya.

Lalu bagaimana dengan yang lima tahunan? Mari kita lihat datanya:

Dengan berinvestasi setiap bulan selama lima tahun pada saham TLKM, maka Anda memerlukan modal total di akhir sebesar Rp 129 juta dan membuat hasil investasi serta pembagian keuntungan bagi Anda menjadi Rp 205 juta, atau senilai 58,66 persen dari modal semua yang Anda investasikan.

Ada beberapa hal yang menarik yang bisa saya sampaikan pada Anda melalui sebuah simulasi sederhana ini:

1.    Berinvestasi jangka panjang memberikan peluang rugi yang lebih kecil

2.    Dari 10 saham yang saya ambil datanya, ternyata ada saham yang memiliki kerugian ditabung selama 5 dan 10 tahun. Sehingga memang penting sekali bisa memilih saham yang tepat.

Oh ya, 10 saham yang saya gunakan adalah saham yang berada di jajaran list indeks selektif LQ45 dan memberikan dividen secara teratur selama 10 tahun

3.    Semakin Anda terlambat memulai menabung, Anda akan lebih mahal harus membayar, contohnya pada investasi saham selama 10 tahun, investasi pada saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memerlukan dana rata-rata Rp 3,7 juta setiap bulan.

Namun untuk lima tahun Anda harus mengeluarkan dana rata-rata sebesar Rp 4,2 juta per bulan. Sudah dengan modal lebih tinggi secara rata-rata, secara hasil pengembalian terhadap modal rupanya juga masih kalah pula.

Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran bahwa menabung saham di pasar modal Indonesia rupanya menjanjikan dan sangat menarik untuk dimulai semakin dini.

Satu hal lagi, rupanya ada juga yang dengan modal ratusan ribu memberikan hasil yang sangat baik bahkan menyaingi saham-saham yang kita investasikan modal kita dengan dana yang besar.

Bagi yang ingin mencoba simulasi dari data ini silahkan klik di https://telegram.me/ryanfilbert untuk mendapatkan file excel dengan nama ‘Yuk Nabung Saham.xls’

Salam investasi untuk Indonesia!

Kompas TV Yuk, Kita "Nyaham"!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com