Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos BBJ: Dana Repatriasi, Kami Hanya Dapat "Cipratannya" Saja...

Kompas.com - 15/08/2016, 18:27 WIB
Aprillia Ika

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Bergulirnya dana repatriasi atau dana "mudik" dari program pengampunan pajak (tax amnesty) membuat industri perdagangan berjangka nasional bersiap untuk memanfaatkannya. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX) pun tak mau ketinggalan.

Kompas.com berkesempatan mewawancarai Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang di sela acara Pelatihan Wartawan dengan tema "Memahami Margin, Hedging, dan Capital (Risk Management)" di Yogyakarta, akhir pekan lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Paulus mengungkapkan sejumlah rencana BBJ terkait pemanfaatan dana repatriasi dari program tax amnesty, perkembangan pasar bursa berjangka nasional, serta target pertumbuhan BBJ ke depan.

Berikut petikannya:

Kompas.com (Tanya/T) : Bagaimana kondisi pasar kontrak berjangka di Indonesia pada tahun ini?
Paulus (Jawab/J): Peminat kontrak berjangka semakin banyak. BBJ dan Kliring Berjangka Indonesia terus melakukan sosialisasi edukasi agar jumlah peminat semakin banyak.

Saat ini daerah nasabah paling besar di Sumatera yakni di Medan. Kalau di Jawa yakni di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan sekitarnya. Di Kalimantan di Banjarmasin dan balikpapan.Di Sulawesi di Ujung Pandang. Untuk Indonesia timur untuk peta pialang kami baru sampai Sulawesi.

Nasabah per 31 Desember 2015 ada 110 ribu nasabah.

Tahun ini target transaksi komoditas (multilateral) 1,5 juta lot dan sampai Agustus masih kurang 2 persen dari target. Di 2015 jumlahnya 600.00 lot untuk kontrak multilateral.

Kami optimitis tercapai di Desember karena di Agustus ini kami siapkan dua kontrak baru. Yang satu sudah mendapatkan persetujuan Bappebti yakni penyaluran amanat luar negeri, yang di minggu keempat Agustus atau minggu pertama September akan running.

Kontrak ini baru kami sesuaikan, direvitalisasi dengan peraturan Bappebti. Kontrak ini memperdagangkan kontrak d luar BBJ melalui broker domestik yang bekerja sama dengan bursa luar negeri. Misal di Singapura dan Amerika Serikat. Oleh sebab itu aspek legalnya banyak jadi butuh waktu.

Satu lagi akan dibahas pada minggu ini dengan Bappebti. Itu kontrak berjangka indeks emas. Jika disetujui, akan lebih cepat running-nya dibanding kontrak amanat luar negeri, sekitar September bisa berjalan.

T: Untuk komoditas, apa yang paling diminati pasar?
J: Ini ada pergeseran dari prediksi yang kami buat. Di awal tahun kami prediksi kopi dan olein akan jadi primadona. Ternyata sampai Agustus ini olein lebih baik.

Sementara untuk komoditas emas, paling baik kontraknya saat terjadi Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Pada H-3 sampai H+1 komoditas emas membaik. Sampai-sampai saya harapkan Brexit jangan cepat berlalu. Karena pada hari H saja, kenaikan transaksi emas di BBJ saja sampai 300 persen dalam sehari dari target harian.

T: Adanya tax amnesty, apa harapan BBJ?
J: Tentunya ada suatu tantangan. Tantangan itu yang akan jadi harapan bursa berjangka sebab instrumen d bursa berjangka masuk sebagai instrumen untuk menangkap dana repatriasi berdasarkan UU Amnesti Pajak. Tentunya akan ada portofolio baru dari pemilik dana repatriasi ke dalam perdagangan berjangka.

Saya rasa itu bisa jadi instrumen pilihan, walaupun akan butuh waktu. Karena banyak orang yang punya dana tidak akan sembarangan lakukan investasi. Mereka pasti butuh waktu dan pengetahuan untuk taruh dananya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com