Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang-orang Ini Dinilai Layak Masuk Bursa Calon Pengganti Arcandra

Kompas.com - 20/08/2016, 16:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Triharyo Susilo

Dikenal dengan nama Hengki, alumni ITB jurusan Teknik Kimia ini telah malang melintang di sektor energi mulai dari migas hingga listrik dari sumber energi terbarukan. Selain pengalaman panjangnya menjadi Dirut Rekayasa Industri sebagai BUMN yang membangun industri, Hengki pernah berperan dalam sektor panas bumi sebagai sumber energi terbarukan yang terbesar potensinya di Indonesia ketika menjadi CEO Supreme Energy, sebagai satu-satunya pengembang swasta panas bumi yang telah melakukan eksplorasi sejak era UU panas bumi yang baru.

Keberanian dan integritasnya juga teruji ketika menjadi Komisaris Pertamina namun harus mental karena langkah-langkahnya mendorong peningkatan kapasitas refinery dianggap mengancam para "mafia migas".

Putra almarhum Jenderal Susilo Sudirman itu saat ini menjabat Project Director for Energy di Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) sebagai organ Kemenko Perekonomian untuk mengawal proyek-proyek infrastruktur prioritas, termasuk kelistrikan 35000 MW.

Tuntasnya masalah PLTU Batang 2x1000 MW, antara lain adalah berkat tangan dingin Hengki mengawal proses negosiasi dengan investor dari Jepang dan mengkoordinasi berbagai stakeholders dalam percepatan pengadaan lahan.

Dwi Soetjipto

Akrab dipanggil Pak Tjip, Dirut Pertamina ini adalah figur yang sukses mentransformasi Semen Indonesia menjadi BUMN pertama yang go international dan menjadi holding company. Pemimpin Ikatan Keluarga Alumni ITS yang meraih Doktornya dari UI itu dikenal bertangan dingin, matang dan stabil dalam mengelola sebuah organisasi.

Ia mampu membuat Pertamina bergerak seirama dengan pemerintah melalui pembenahan tatakelola (pembubaran Petral, penguatan ISC), pengembangan EBT (percepatan PLTP Kamojang 5), dan pengembangan kerja sama internasional dengan negara-negara Timur Tengah.

Sebagai figur senior yang dikenal luas di kalangan stakeholders politik namun bukan merupakan representasi partai politik, Tjip bisa menjadi jalan tengah untuk tetap menjaga tata kelola sektor energi dan sumber daya mineral dari persaingan parpol berebut jabatan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com