Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Tanpa Bangun Pembangkit Baru, Pemerintah Bisa Tambah Kapasitas Listrik 15.000 MW

Kompas.com - 29/08/2016, 13:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Praktisi tambang dan mineral Ryad Chairil mengatakan, sebetulnya pemerintah bisa meningkatkan kapasitas listrik cukup besar tanpa harus membangun pembangkit listrik baru. Caranya adalah dengan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik yang ada.

Ryad menuturkan, berdasasarkan data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada tahun 2015 sebesar 55.529 megawatt (MW).

Berdasarkan riset beberapa lembaga konsultan termasuk Mc Kinsey disebutkan, efisiensi PLTU itu baru berada di kisaran 25-32 persen.

"Jika pembangkit yang ada efisiensinya ditingkatkan menjadi 40 persen dalam tiga tahun ke depan, maka kapasitas terpasang menjadi 69.411 MW. Jadi kalau ditingkatkan efisiensinya saja, itu bisa didapatkan tambahan sekitar 15.000 MW tanpa membangun PLTU baru," kata Ryad dalam diskusi yang diadakan ILUNI, di sekretariat ILUNI, Salemba, Jakarta, Senin (29/8/2016).

Menurut Ryad, efisiensi PLTU yang hanya sebesar 32 persen saat ini disebabkan karena kurangnya pemeliharaan dan penggantian alat-alat atau mesin, serta penggunaan jenis batubara.

Tidak adanya revitalisasi PLTU menyebabkan rendahnya efisiensi pembangkit. Perusahaan pembangkit dan PT PLN (Persero) juga dituding tidak mau keluar biaya untuk melakukan perawatan.

Padahal, sambung Ryad, revitalisasi ini jauh lebih murah daripada membangun pembangkit baru.

Ryad mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat kebijakan audit PLTU. Audit PLTU ini bisa melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) atau pihak lain yang berkompeten melakukan audit pembangkit.

"Bikin kebijakan, terhadap perusahaan yang mau memperbaiki PLTU-nya, dikasih insentif," imbuh Ryad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com