Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2016, 12:47 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Adapun regasifikasi—mengubah kembali LNG menjadi gas alam—dan penyalurannya sampai ke konsumen, tegas Taslim, tidak berada di ranah sektor hulu migas.

"Bukan lagi persoalan pasokan," kata dia.

(Baca juga: Harga Gas di Sumut Mahal, PGN Lempar Bola Panas ke Pertamina)

Walau begitu, lanjut Taslim, SKK Migas tetap memantau pula fluktuasi harga gas alam yang dikenakan kepada pelanggan di seluruh Indonesia.

Grafik di bawah ini memperlihatkan rata-rata harga tertimbang gas pipa yang angkanya masih di bawah 10 dollar AS per MMBTU.

Soal gas alam di Medan—terutama yang pengalirannya melalui jaringan milik PGN—harganya juga sudah turun 1,6 dollar AS dibandingkan banderol sampai akhir 2015. Sayangnya, harga tersebut masih melampaui rata-rata harga tertimbang di atas.

(Baca juga: Di Medan, Kami Hanya Bertahan…)

Sebagai tambahan, Taslim mengingatkan pula, lokasi sumber-sumber gas alam memang cenderung jauh dari pusat industri yang memanfaatkannya.

Di situ muncul komponen biaya pengangkutan dan kebutuhan infrastruktur untuk regasifikasi yang sekarang jumlahnya masih terbatas.

Tren meningkat

Pemanfaatan gas alam di Indonesia mencatatkan tren kenaikan rata-rata 9 persen sejak 2003. Selain untuk pemanfaatan domestik, gas alam Indonesia juga diekspor.

“(Namun), mulai 2013 pasokan domestik sudah lebih besar daripada alokasi untuk ekspor,” papar Taslim.

Dok SKK Migas Pasokan gas alam untuk ekspor dan domestik.

Pada 2016 sampai Agustus 2016, pasokan domestik tercatat mencapai 4.016 BBTUD, setara sekitar 57,7 persen pasokan gas alam di Indonesia. Adapun porsi ekspor untuk rentang waktu yang sama tercatat 2.797 BBTUD.

Tren peningkatan pemanfaatan gas tersebut pada akhirnya juga butuh upaya dari sekarang untuk mencari dan mendapatkan sumber cadangan gas baru.

Bila tingkat produksi dan pemanfaatan tetap seperti sekarang, diperkirakan cadangan terbukti gas Indonesia hanya akan bertahan dalam hitungan puluhan tahun ke depan. Dengan angka-angka yang sama, Indonesia bisa pula sudah menjadi net importer gas pada 2024.

Merujuk data SKK Migas, cadangan gas terbukti di Indonesia saat ini ada di kisaran 100 TCF.

Adapun pencarian sumber cadangan baru butuh investasi lebih besar dan teknologi lebih tinggi, karena tren lokasi yang diperkirakan punya cadangan gas adalah ke arah Indonesia timur dan di lautan dalam.

Saat ini investasi dan eksplorasi untuk menambah sumber cadangan baru terus digalakkan. Namun, tentu saja sebesar-besar manfaat bagi bangsa akan didapatkan dari gas alam bila sumber daya ini tak tersandera rente seperti disinyalir Faisal, bukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com