Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fed Putuskan Suku Bunga Acuan Tetap, Bagaimana Reaksi Bursa AS?

Kompas.com - 22/09/2016, 07:09 WIB
Aprillia Ika

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street menguat setelah bank sentral Federal Reserve (Fed) mengumumkan hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu waktu setempat, atau Kamis waktu Indonesia barat.

Dikutip dari Reuters, indeks S&P 500 naik 1,09 persen. Indeks Dow Jones naik 0,90 persen. Sedangkan indeks Nasdaq Composite naik 1,03 persen.

Fed memberikan sinyal kuat bahwa bank sentral masih akan melakukan pengetatan kebijakan keuangan di akhir tahun ini, dengan catatan jika data ketenagakerjaan di AS meningkat.

Gubernur Fed, Janet Yellen, dalam pidatonya mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS terlihat lebih kuat dan kenaikan suku bunga akan diperlukan untuk menjaga perekonomian dari tingginya inflasi.

Namun, hasil keputusan Fed ini diwarnai dissenting opinion oleh beberapa petingginya. Presiden Fed untuk Kansas Esther George, untuk Cleveland Loretta Mester dan untuk Boston Eric Rosengren tetap berpendapat bahwa suku bunga acuan AS seharusnya naik pekan ini.

Pada saat yang sama, para pemangku kebijakan di Fed juga memangkas sejumlah ekspektasi kenaikan menjadi satu dari dua, berdasarkan proyeksi median. Tiga dari 17 presiden Fed yang ikut rapat FOMC ini menyatakan suku bunga tetap hingga akhir tahun.

Para investor terlihat tidak banyak mengubah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Fed. Harga kontrak berjangka Fed memperlihatkan adanya kenaikan suku bunga di Desember, serta tidak ada kemungkinan menaikkan suku bunga di November.

Selain itu, ekonom juga berpendapat adanya pendapat berbeda (dissenting opinion) dari para presiden Fed yang menginginkan kenaikan suku bunga memperlihatkan adanya tekanan kenaikan suku bunga yang sedang dibangun.

"Ketika Fed menunda kenaikan suku bunga, ada sekitar tiga hingga tujuh voting yang menyasar dilema keputusan yang membuat potensi kenaikan suku bunga di Desember lebih besar," kata Mohamed El-Erian, Kepala Ekonom di Allianz.

Sekadar informasi, pada Desember tahun lalu Fed memberikan sinyal kenaikan suku bunga acuan hingga empat kali di 2016. Namun sejak Maret, Fed terus menunda kenaikan suku bunga akibat volaitlitas pasar keuangan serta kekhawatiran inflasi AS.

Bank sentral AS tersebut terlihat lebih percaya diri pada paparannya di Rabu ini, dengan menyatakan bahwa risiko jangka pendek outlook perekonomian hampir seimbang. Artinya, para pemangku kebijakan di Fed yakin perekonomian akan melampaui estimasi.

Fed sendiri masih memiliki jadwal pertemuan di awal November dan di Desember tahun ini. Ekonom percaya bahwa para petinggi Fed akan menghindari kenaikan suku bunga di November sebab FOMC akan digelar beberapa hari sebelum Pemilu Presiden di AS.

Kompas TV The Fed Naikkan Bunga?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com