Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Targetkan Harga Gas Industri Turun di Bawah 6 Dollar AS per MMbtu

Kompas.com - 22/09/2016, 19:31 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan harga gas untuk industri bisa turun menjadi di bawah 6 dollar AS per Million British Thermal Unit (MMbtu).

Harga selevel itu diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan industri dan juga mendorong daya saing industri dalam negeri.

"Kami targetkan di bawah 6 dollar AS. Kami akan buat banyak skenario, semua dibuat dengan harga di bawah 6 dollar AS" ujar Airlangga di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (22/9/2016).

Airlangga menegaskan, penurunan harga gas tidak akan mengurangi penerimaan negara, namun sebaliknya akan memberikan nilai tambah pada perekonomian nasional.

Sementara itu, berdasarkan perhitungan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) penurunan harga gas bumi menjadi 4 dolar AS per MMbtu akan menurunkan penerimaan negara sebesar Rp 53,86 triliun.

Namun akan meningkatkan penerimaan berbagai pajak dari industri turunannya sebesar Rp 85,84 triliun sehingga ada surplus penerimaan Rp 31,97 triliun.

Keluhkan harga gas mahal 

Pelaku usaha Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) mengharapkan adanya penurunan harga gas industri.

"Kami ini industri hulu, maka konsumsi gas sangat besar. Tapi di hulu ini masih dikenakan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan Korea, Vietnam, Thailand, dan Malaysia," ujar Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat.

Selain itu, industri pupuk dalam negeri juga memiliki harapan yang sama yaitu penurunan harga gas.

"Jika ingin bersaing, maka harga gas yang kami terima harus sama dengan harga internasional yakni 1-3 dollar AS per MMbtu," ujar Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat.

Selanjutnya, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) juga mengharapkan kebijakan harga gas industri yang bersaing yakni sekitar 6 dollar AS per MMbtu.

Atas persoalan tersebut, saat ini pemerintah tengah mengupayakan agar harga gas industri di Indonesia dapat bersaing dengan negara lain dan dapat mendukung tumbuh kembangnya industri tanah air.

Berdasarkan data Kemenperin, harga gas industri di Indonesia menyentuh angka 8 dollar AS-10 dollar AS per MMbtu, masih lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.

Harga gas industri di Singapura sekitar 4 dollar AS-5 dollar AS per MMbtu, di Malaysia 4,47 dollar AS per MMbtu, di Filipina 5,43 dollar AS per MMbtu, dan di Vietnam sekitar 7,5 dollar AS per MMbtu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

Whats New
Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Whats New
Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Whats New
Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Whats New
Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

Whats New
Masuknya Starlink Dikhawatirkan Ancam Bisnis Operator Lokal, Luhut: Semua Harus Berkompetisi

Masuknya Starlink Dikhawatirkan Ancam Bisnis Operator Lokal, Luhut: Semua Harus Berkompetisi

Whats New
OJK Bakal Bikin Ketentuan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Listrik

OJK Bakal Bikin Ketentuan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Listrik

Whats New
Eks Pejabatnya Ditahan KPK Kasus Pengadaan Lahan, PTPN Sebut Dukung Proses Hukum

Eks Pejabatnya Ditahan KPK Kasus Pengadaan Lahan, PTPN Sebut Dukung Proses Hukum

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com