Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Lama Harus Tunggu Redenominasi Rupiah?

Kompas.com - 25/09/2016, 09:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Wacana redenominasi alias penyederhanaan nilai mata uang rupiah sempat bergulir beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, Bank Indonesia (BI) kala itu memutuskan untuk menunda redenominasi rupiah dengan alasan situasi ekonomi dan politik yang belum mendukung.

Lalu, sebenarnya berapa lama waktu yang diperlukan hingga akhirnya redenominasi rupiah bisa terwujud?

Deputi Gubernur BI Ronald Waas menyebut, redenominasi rupiah membutuhkan landasan hukum yang kuat.

Menurut dia, redenominasi rupiah sulit terwujud pada tahun 2016 ini. Pasalnya, redenominasi rupiah, sesuai dengan pengalaman yang juga dilakukan di negara lain, membutuhkan periode transisi yang tidak sebentar.

“Ada tahapannya, dan tahapan itu bisa 5 sampai 7 tahun,” kata Ronald di sela-sela pelatihan wartawan ekonomi BI di Kantor Perwakilan BI Semarang, Sabtu (24/9/2016).

Ronald pun tidak memungkiri, rupiah merupakan salah satu mata uang dengan nominal terbanyak di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan penyederhanaan berupa redenominasi yang “memangkas” tiga angka nol di bagian belakang.

Menurut Ronald, untuk mewujudkan redenominasi rupiah, maka perlu kerja sama antara pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Undang-undang pun harus segera dirumuskan guna mempercepat realisasi redenominasi rupiah.

Pekan lalu, Ronald mengungkapkan Rancangan Undang-undang (RUU) redenominasi rupiah telah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com