Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ryan Filbert

Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Penerima Penghargaan Tokoh Inspiratif Pasar Modal oleh Presiden Joko Widodo

Jebakan pada Anak Muda yang Membuat Kesuksesan Finansial Tertunda

Kompas.com - 26/09/2016, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Apa yang saya tulis kadang dari apa yang terjadi disekitar saya yang membuat kepala saya seolah ingin "meledak" bila pendapat saya tidak tersampaikan.

Artikel kali ini terinpirasi dari perbincangan beberapa pemuda yang duduk dibelakang saya dalam sebuah Kafe. (Kata beberapa pemuda membuat saya nampaknya terasa tua, menyedihkan sekali)

"Bro, gaji pertama kerja mau dibuat apa nih?" Tanya seorang pria yang nampaknya usianya seumuran saya. (Eh maaf, maksudnya lebih muda jauh dari usia saya yang saat ini 30 tahun).

Dijawablah oleh temannya, "Gue mau kasih ortu dong. Bulan depannya lagi mau buat DP motor sama mau ganti hp ah biar keren."

Dan dijawab juga oleh yang pertama bicara, "Wah keren banget bro berbakti banget lu! Gua mau kumpulin uang untuk beli mobil ah, biar bisa ajak pacar jalan pakai mobil."

Dan pembicaraan selanjutnya saya kurang mengikutinya lagi. Namun dari apa yang saya dengar, sebenarnya ini adalah sebuah "jebakan" klasik yang terjadi ketika seorang pemuda mulai mampu menghasilkan uang.

Tidak mempertimbangkan apa yang sebaiknya kita upgrade adalah masalah di kemudian hari, menjadi penghambat ataukah justru sebuah alat penyelamat kita di kemudian hari?

Sama seperti yang saya alami ketika pertama kali saya memiliki uang dari hasil apa yang saya kerjakan, saya berpikir bagaimana bisa membeli kendaraan agar saya bisa lebih mudah dan lebih murah dalam bertransportasi.

Lebih mudah dan lebih murah nyatanya semakin hari semakin tidak benar juga. Misalnya, dengan berkendara pribadi di kota macet seperti Jakarta, apakah lebih mudah?

Mau cari parkir saja susah, aturan ganjil genap pada beberapa jalan, kemacetan jalan yang membuat kita stres.

Apakah lebih murah? Berapa harga parkir per jam saat ini? Berapakah asuransi dan perpanjangan STNK dan BPKB nya?

Kita seringkali terpancing mengenai bagaimana kehidupan ini secara umum dijalani kebanyakan orang. Padahal hanya 1 persen orang di dunia yang menguasai hampir 90 persen perekonomian dunia.

Apakah karena mereka sudah kaya dan sukses dari lahir? Nyatanya tidak! Hal ini diakibatkan karena kesuksesannya dipupuk dengan pola-pola yang tidak umum dilakukan.

Seberapa banyak orang yang pre-order sebuah gadget dengan angka seri 7 nya saat ini? Meski nyatanya salah satu seri 7 tersebut harus ditarik lagi akibat bisa meledaknya, yang jelas-jelas bersabar setahun saja harganya sudah berkurang sangat banyak karena seri 8 nya sudah siap mengantri.

Saya juga bukan anti teknologi. Saya juga pengguna. Namun pertanyaannya adalah apakah kita membeli kendaraan atau membeli gadget memang kita gunakan dengan maksimal?

Jangan-jangan dengan rentetan fitur canggih, kita hanya menggunakan untuk chat dan telepon? Tidak perlu yang terbaru juga sudah bisa.

Menyeramkannya sekarang, down payment kendaraan roda empat pun bisa beda tipis dengan uang muka roda dua. Sehingga terlihat jelas, bahwa orang menjadi mampu membeli kendaraan roda empat dan siap-siap terjebak dengan pemberat kesuksesan karena terlilit utang yang tidak produktif.

Memang rasanya sulit untuk bisa menahan kesenangan karena menganggap diri sudah mapan, dan saya telah melewati siklus tersebut.

Sebaliknya bagi Anda yang saat ini baru saja memiliki penghasilan, seharusnya memulai dengan membuat impian masa depan yang ingin dicapai lebih cepat.

Misalnya, bagaimana dengan menikah? Bagaimana dengan memiliki keluarga? Bagaimana bisa memajukan waktu pensiun Anda? Hei.... Pensiun lebih awal artinya Anda menikmati hidup dengan uang, bukan lagi menjadi masalah.

Karena semakin muda semakin enak bukan? Bila ada yang bisa pensiun di usia 65 tahun, bukankah lebih nikmat kalau bisa pensiun di usia 40 tahun?

Jebakan kenikmatan sesaat, kadang terlalu banyak yang membuat uang kita di masa muda lenyap.

Terbukti dengan tidak punya uang lagi sebelum akhir bulan datang adalah suatu tanda bahwa Anda sudah terjebak, tanpa memiliki tabungan, tanpa memiliki aset dan tanpa Anda terlindungi dengan proteksi.

Aset adalah mesin uang Anda. Apakah Anda punya mesin penghasil uang? Meskipun hanya menghasilkan Rp 1 tanpa Anda bekerja, maka itu adalah aset.

Bila Anda ingin penghasilan Rp 10 juta, Anda hanya perlu memperbanyak aset yang telah dimiliki tersebut, bukan?

Saya saja yang telah mengenal dunia pasar modal 12 tahun lalu (sejak usia 18 tahun) pun masih bisa terkena beberapa jebakan finansial yang menghambat diri saya.

Sungguh lebih mengerikan bila ada orang yang tidak mengetahuinya dan terus menjalani kehidupan ini dan baru menyadarinya ketika tidak lagi muda, maka itu akan sangat menyakitkan.

Karena waktu tidak lagi dapat diulang dan diputar, tidak sama seperti video game yang bisa di-reset atau di-restart.

Kenalilah dengan baik dan kendalikan masa depan kita mulai dari hari ini juga.

Salam Investasi untuk Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com