Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Dua Tahun yang Berat, Namun Pondasi Semakin Kokoh

Kompas.com - 20/10/2016, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Nilai ekspor Indonesia dalam kurun Januari - September 2016 sebesar 104,36 miliar dollar AS, turun 9,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015.

Kredit perbankan per Juli 2016 hanya tumbuh 7,74 persen secara tahunan, terendah dalam 6 tahun terakhir.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pun masih lambat dan cenderung berada di bawah proyeksi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2016 mencapai 5,18 persen secara year on year (yoy), sementara pada kuartal I 2016 sebesar 4,9 persen.

Kembalinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan sejak 27 Juli 2016 memang meningkatkan kepercayaan pasar terhadap pengelolaan anggaran negara dan perekonomian nasional.

Kendati demikian, anggaran negara masih tertekan. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini memperkirakan penerimaan pajak tahun 2016 hanya akan mencapai Rp 1.320 triliun, atau terjadi shortfall  Rp 219 triliun dari target pajak dalam APBN-P 2016 sebesar Rp 1.539,16 triliun.

Karena itu, Sri Mulyani akhirnya memangkas belanja negara 2016 sebesar Rp 137,61 triliun. Pemangkasan dilakukan terhadap anggaran pemerintah pusat sebesar Rp 64,71 triliun dan anggaran transfer daerah senilai Rp 72,9 triliun.

Dengan dinamika yang terjadi, pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diperkirakan hanya akan mencapai 5,1 persen.

Bank Indonesia juga merevisi turun pertumbuhan ekonomi menjadi 4,9–5,3 persen. Ini merupakan revisi turun kedua yang dilakukan bank sentral. Sebelumnya, BI merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi 2016 dari 5,2–5,6 persen menjadi 5–5,4 persen.

Memperkuat ekonomi domestik

Pemerintahan Jokowi tentu saja tak tinggal diam dengan kondisi yang terjadi. Segala upaya dilakukan untuk mengeliminir dampak pelemahan ekonomi global terhadap perekonomian domestik.

Salah satu rangkaian kebijakan besar yang dilakukan pemerintahan Jokowi adalah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi hingga 13 jilid.

Paket-paket kebijakan tersebut intinya bertujuan untuk memperbaiki iklim bisnis di dalam negeri, mulai dari kemudahan izin berinvestasi hingga kepastian hukum dalam berusaha.

Dampak paket-paket kebijakan itu memang belum signifikan terlihat, namun telah menanamkan pondasi yang lebih kuat untuk pembangunan Indonesia ke depan.

Di tengah pesimisme yang terus menggelayut di langit nusantara, Presiden Jokowi menunjukkan dirinya sebagai pemimpin sejati.

Ia terus menggelorakan semangat optimisme, yang ditunjukkannya dengan terus bekerja sepanjang waktu.

Presiden Jokowi menunjukkan konsistensi dan persistensinya dalam mengawal pembangunan infrastruktur.

Dalam dua tahun pemerintahannya, Jokowi membuktikan ambisinya membangun infrastuktur bukan pencitraan belaka.

Pada masa Jokowi, anggaran infrastruktur memang dinaikkan “gila-gilaan”. Pada tahun 2015, anggaran infrastruktur mencapai Rp 290 triliun, sedangkan pada 2016, angkanya ditinggikan lagi menjadi Rp 313 triliun.

Sebagai perbandingan, anggaran  infrastruktur pemerintahan Presiden SBY rata-rata hanya Rp 150 triliun per tahun.

Indonesia memang sangat membutuhkan infrastruktur untuk mengurangi biaya logistik, mengurangi kesenjangan antar-daerah, menciptakan kantong-kantong ekonomi baru, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Tanpa infrastruktur yang memadai, Indonesia tidak akan pernah bisa naik kelas menjadi negara maju.

Sebelumnya, tidak pernah ada presiden Indonesia yang mengunjungi Miangas, pulau perbatasan terluar di utara Indonesia, yang lebih akrab dengan Filipina ketimbang Indonesia.

Namun, Presiden Jokowi pada Rabu (19/10/2016) datang ke pulau itu untuk meresmikan Bandara Miangas.

Dua hari sebelum ke Miangas, Presiden Jokowi mendatangi Provinsi Papua dan Papua Barat untuk meresmikan enam proyek listrik.

Halaman:


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com