Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Dua Tahun yang Berat, Namun Pondasi Semakin Kokoh

Kompas.com - 20/10/2016, 06:30 WIB


Kompas TV Jelang 2 Tahun Jokowi-JK, Pemberantasan Pungli Mencuat
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Tampak betul, Presiden Jokowi berkomitmen dengan Nawacita yang diusungnya yakni membangun Indonesia dari pinggiran dan memperkuat pemerataan pembangunan antar wilayah terutama desa, kawasan timur Indonesia, dan kawasan perbatasan.

Sepanjang dua tahun pemerintahannya, Jokowi hampir tak pernah berhenti merancang dan meresmikan proyek-proyek infrastruktur mulai dari jalan tol hingga pembangkit listrik, mulai dari pelabuhan hingga bandara.

Kendati tak terlalu concern terhadap korupsi politik yang sifatnya oligarki, Jokowi menunjukkan perhatian serius terhadap korupsi dan penyelewengan yang dampaknya langsung merugikan masyarakat dan dunia usaha.

Buktinya, Jokowi mengecek langsung operasi tangkap tangan pelaku pungli di Kementerian Perhubungan pekan lalu.

Dalam acara "Satu Meja" yang ditayangkan Kompas TV, Senin (17/10/2016) Jokowi menegaskan satu rupiah pungli pun akan diurusnya jika itu menganggu masyarakat dan kelancaran dunia usaha.

Sebelumnya, Jokowi juga memberi perhatian serius terhadap pungli di Kementerian Perdagangan yang menyebabkan dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi lama dan tidak kompetitif.

Implementasi tol laut, meskipun masih banyak kendala, juga menunjukkan komitmen Jokowi untuk memperbaiki iklim berusaha, meningkatkan konektivitas, dan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok negeri.

Tax amnesty

Atas segala komitmen, konsistensi, dan kerja kerasnya, Jokowi pun kembali menuai kepercayaan. Menjelang dua tahun kepemimpinannya, masyarakat dan pelaku usaha berbondong-bondong mensukseskan program tax amnesty yang dicanangkan pemerintahan Jokowi.

Pada periode pertama tax amnesty yang berakhir September 2016, jumlah harta yang dilaporkan mencapai Rp 3.195 triliun. Dana itu terdiri harta di dalam negeri sebesar Rp 2.177 triliun dan dana di luar negeri senilai Rp 1.019 triliun.

Dari total harta di luar negeri yang dilaporkan sebesar Rp 1.019 triliun, sebanyak Rp 131 triliun dibawa pulang atau direpatriasi ke Indonesia.

Dari seluruh harta yang dilaporkan tersebut, pemerintah memperoleh uang tebusan sebesar Rp 79,7 triliun.

Program tax amnesty masih berlangsung hingga 31 Maret 2017. Sebagian besar masyarakat pun mulai optimis target deklarasi Rp 4.000 triliun, repatriasi Rp 1.000 triliun, dan uang tebusan Rp 165 triliun dapat tercapai.

Sedikit mengagetkan, ternyata begitu besar animo masyarakat mengikuti program tax amnesty. Indonesia pun tercatat sebagai negara paling sukses di dunia yang menjalankan program tax amnesty.

Pondasi kokoh

Perekonomian global diprediksi belum akan pulih tahun 2017. Artinya tekanan eksternal masih akan menghimpit perekonomian Indonesia.

Namun, pondasi perekonomian domestik yang lebih kuat telah ditancapkan pemerintahan Jokowi dalam dua tahun ini.

Bangsa Indonesia memang tersiksa menghadapi sulitnya perekonomian dalam dua tahun terakhir, yang tampak jelas dari anjloknya daya beli masyarakat.

Akan tetapi, masyarakat dapat melihat jalan terang ke depan. Pembangunan infrastruktur, konektivitas, dan pemerataan ekonomi yang konsisten dilakukan pemerintahan Jokowi akan membuat perekonomian domestik bisa lebih diandalkan.

Dengan demikian, negeri ini tak lagi mudah terombang-ambing perekonomian global. Memang sudah sepatutnya bangsa yang besar ini menjadi tuan bagi dirinya sendiri.

Mari kerja, kerja, dan kerja seperti Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com