Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kematian" Kerja Sama Trans-Pasifik Lukai AS

Kompas.com - 28/11/2016, 07:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

NEW YORK, KOMPAS.com - Keputusan presiden terpilih AS Donald Trump untuk hengkang dari pakta perdagangan Kerja Sama Trans-Pasifik (TPP) tidak memperoleh sambutan baik dari beberapa pemimpin dunia.

Pasalnya, pakta perdagangan tersebut awalnya diprakarsai oleh AS. Sehari setelah pertemuan APEC berakhir pada pekan lalu, Trump mengumumkan bahwa ia ingin AS hengkang dari TPP segera setelah dirinya diambil sumpah menjadi presiden AS pada Januari 2017 mendatang.

Hal ini tentu bukan berita bagus bagi 21 negara anggota APEC. Hengkangnya AS dari keanggotaan TPP menjadi kesempatan emas bagi China dan Rusia. China sendiri sudah gencar mempromosikan pakta perdagangan bentukannya, yakni Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang beranggotakan banyak negara, termasuk Jepang dan Australia yang juga tergabung dalam TPP.

Jika RCEP sukses, maka China akan berada pada posisi yang lebih kuat dalam memimpin area perdagangan bebas di masa mendatang. Beberapa negara Asia, termasuk Filipina, sudah merapat ke China.

Selain itu, China pun menyambut negara-negara Amerika Latin untuk bergabung pula dengan RCEP. Hal ini tak mengherankan, pasalnya China dan Rusia sudah sejak lama berusaha menghapus pengaruh AS di Amerika Latin, kawasan yang dianggap oleh banyak pakar sebagai "halaman belakang AS".

Dalam beberapa tahun terakhir pun China dan Rusia sudah menanamkan investasi dalam jumlah besar ke Amerika Latin. Berdasarkan data Inter-American Dialogue, bank-bank BUMN China telah menggelontorkan setidaknya 120 miliar dollar AS investasi ke Amerika Latin sejak tahun 2005.

Menurut R Evan Ellis, profesor program studi Amerika Latin di US Army War College, sejak 2008, Rusia telah mengirimkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) ke Venezuela, Brazil, dan Bolivia.

Pada saat yang sama, Rusia memotong perjanjian eksplorasi minyak dengan Meksiko. Meski nasib TPP belum jelas, namun negara-negara lainnya yang tergabung dalam TPP sudah menyatakan kesediaannya untuk memperkuat hubungan perdagangan tanpa AS. Keputusan ini dianggap menjadi luka bagi AS.

"Kerusakan konkrit terhadap kepentingan AS sudah terjadi," ungkap Eric Farnsworth, wakil presiden Council of the Americas.

Farnsworth menyoroti dua pakta perdagangan yang fokus pada Asia, yakni RCEP dan Free Trade Area of the Asia-Pacific (FTAAP). Menurut dia, kedua pakta perdagangan ini berpotensi memasukkan negara-negara di kawasan Amerika Latin, Asia Tenggara, dan Australia, sehingga membuat AS semakin kehilangan "tajinya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com