Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Anjlok Jadi Tantangan Pemerintah Kulik PNBP

Kompas.com - 20/02/2017, 20:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memiliki tantangan baru meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menyusul anjloknya harga minyak. Selama ini, sektor minyak menjadi penyumbang terbesar PNBP.

"PNBP sangat berfluktuasi dan ditentukan oleh harga minyak," ujar Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani saat berbicara dalam seminar Problem Defisit Anggaran di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/2/2017).

Besarnya kontribusi sektor minyak mentah terhadap PNBP bisa terlihat pada 2014 lalu. Saat itu PNBP mampu mencapai Rp 400 triliun lantaran harga minyak dunia melonjak hingga lebih dari 100 dollar AS per barel.

Hal sebaliknya terjadi saat harga minyak mentah anjlok. Tahun lalu misalnya, saat harga minyak bawah 50 dollar AS per barel, PNBP hanya mencapai Rp 250 triliun.

Menurut Askolani, kontribusi sektor migas terutama minyak kepada PNBP mencapai 50 persen-70 persen. Sisanya disumbang oleh sektor lain diantaranya mineral batubara (minerba), perikanan, dividen BUMN, dan PNBP yang berasal dari Badan Layanan Umum (BLU).

Selain harga minyak, faktor produksi minyak nasional juga menjadi perhatian. Saat ini lifting minyak nasional hanya sekitar 800 ribu barel per hari. Diperkirakan jumlah itu akan terus menyusut dari tahun ke tahun.

"Tantangan ke depan bagaimana bisa redam penurunan lifting di bawah 600.000 barel per hari dalam 5 tahun ke depan," kata Askolani.

Kompas TV Harga Minyak Dunia Bergejolak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com