Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengorek Persoalan Disparitas Harga Telur dan Daging Ayam

Kompas.com - 01/03/2017, 19:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

Dalam hal ini dikenal dengan middle man atau pedagang perantara di antara peternak dan pedagang pasar yang juga mengambil margin keuntungan.

"Masih ada yang main-main di tengah, ada broker dan pedagang pangkalan, baru sampai ke pedagang (pasar). Ini dugaan kami ada yang bermain di tengah, kenapa harga bisa turun jatuh, kemudian naik tinggi," paparnya.

Saat ini, pihaknya tengah mencari solusi terkait persoalan disparitas harga tersebut dan akan memangkas rantai distribusi yang dinilai terlalu panjang.

"Bagaimana cara potong yang di tengah agar harga live bird (ayam hidup) dan karkas (potong) tidak jauh berbeda. Kami carikan solusinya, saya akan sampaikan ke Menteri Perdagangan. Ini dugaan di kami, sudah ada indikasi di tengah ini yang bisa kerek harga di pasar dan di peternak," jelasnya.

Dia menjelaskan, solusi terdekatnya adalah memasukkan harga ayam dalam revisi Permendag Nomor 63 Tahun 2016 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Penjualan di Tingkat Konsumen.

Hal itu seiring dengan permintaan peternak rakyat agar ada acuan harga di tingkat peternak dan pedagang karena jika dihitung dalam satu tahun perputaran uang dalam bisnis perunggasan di Indonesia mencapai Rp 300 triliun, jauh di atas daging sapi yang hanya Rp 80 triliun per tahun.

"Pada dasarnya Permendag sudah siap, tapi sebelum diteken Pak Menteri Perdagangan, harus selesaikan masalah birokrasi dulu," ungkapnya.

Sementara dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) belum memberikan tanggapan terkait dengan permasalahan disparitas harga dan indikasi permainan harga pada rantai distribusi telur dan ayam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com