Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Ekonomi Venezuela Makin Parah

Kompas.com - 19/04/2017, 13:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Anjloknya harga minyak membuat perekonomian Venezuela kian anjlok. Bahkan, krisis ekonomi di negara kaya minyak tersebut semakin parah dan akut.

Dana Moneter Internasional (IMF) pun mengakui bobroknya ekonomi negara itu. Ini dibuktikan dengan langkah IMF yang tidak memperbaiki outlook ekonomi Venezuela.

"Venezuela masih terbenam dalam krisis ekonomi yabg dalam," tulis IMF dalam laporan World Economic Outlook seperti dikutip dari CNN Money, Rabu (19/4/2017).

Tingkat pengangguran Venezuela diprediksi menembus 25 persen pada tahun ini dan memburuk hingga mencapai 28 persen pada tahun 2018 mendatang. Padahal, angka pengangguran di negara itu mencapai 7,4 persen pada tahun 2015 silam.

Ekonomi Venezuela merosot 18 persen pada tahun 2016, menandai tahun ketiga resesi. Tidak diragukan lagi pertumbuhan ekonomi negara tersebut akan tetap minus pada tahun ini dan tahun depan.

Adapun prediksi IMF terhadap inflasi Venezuela juga buruk, yakni 720 persen tahun ini. Angka tersebut dipangkas separuh dari proyeksi sebelumnya, namun diprediksi bakal mencapai 1.200 persen pada tahun 2018.

Krisis ekonomi Venezuela juga memicu gelombang unjuk rasa dan krisis sosial. Sejak 1 April 2017, setidaknya aksi unjuk rasa telah menewaskan empat orang warga.

Warga Venezuela telah bertahun-tahun bertahan hidup dalam kondisi kekurangan bahan pangan dan obat-obatan. Harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya meroket tinggi, mengikis gaji dan nilai mata uang bolivar.

(Baca: Di Venezuela, Jumlah Uang Beredar Melonjak 200 Persen)

Kompas TV Jalan Raya Ibu Kota Venezuela, Caracas, berubah jadi medan pertempuran antara pelajar dan polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com