Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Fokus OJK untuk Edukasi, Literasi Keuangan dan Perlindungan Konsumen?

Kompas.com - 04/05/2017, 16:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Riset terbaru di 2016 menyebutkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 29,6 sementara di 2013 sebesar 21,8. Sementara indeks inklusi keuangan Indonesia di 2016 sudah mencapai 67,8.

Artinya, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum melek dan teredukasi mengenai keuangan. Akibatnya, di Indonesia marak terjadi investasi ilegal yang merugikan masyarakat, bahkan masyarakat dengan pendidikan tinggi sekalipun.

Sebagai otoritas industri keuangan di Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentunya berkepentingan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan ke masyarakat pengguna produk keuangan.

OJK kemudian menyelenggarakan seminar internasional selama dua hari di The Westin, Nusa Dua, Bali (4-5 Mei 2017) dengan tajuk Changing Consumer Behaviour Through Financial Literacy, Financial Inclusion and Consumer Protection.

Menurut Kusumaningtuti S Soetiono, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, seminar ini bertujuan untuk mengumpulkan dan berbagi pengalaman dengan sejumlah negara tetangga dalam rangka meningkatkan literasi keuangan, inklusi keuangan serta perlindungan konsumen.

Namun bagi OJK sendiri, apa sebenarnya fokus yang ingin dilakukan dalam rangka literasi keuangan, inklusi keuangan serta perlindungan konsumen?

Menurut Kusumaningtuti, ada dua fokus utama yang diinginkan OJK untuk terus meningkatkan masyarakat lewat segala edukasi dan program literasi keuangan.

"Pertama, yakni tumbuhnya kemampuan masyarakat untuk melakukan perencanaan keuangan serta kebiasaan menabung," kata dia, Kamis (4/5/2017).

Kedua, yakni tumbuhnya kebiasaan masyarakat untuk mencocokan investasi yang tepat untuk dirinya, serta memilih lembaga keuangan dan investasi yang sesuai.

Menurut dia, saat ini tumbuhnya investasi bodong adalah karena masyarakat ingin melakukan investasi yang menguntungkan dalam waktu singkat tanpa mengenal produk investasi tersebut.

Dia melanjutkan, bahwa edukasi keuangan penting untuk perlindungan konsumen hadapi tawaran investasi bodong. Dengan cara ini, demand untuk investasi dengan iming-iing return besar bisa ditutup sehingga ada upaya pencegahan investasi bodong dari masyarakat sendiri.

 

Kompas TV Waspada, Investasi Bodong Makin Marak!

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com