Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Sudah Layak Investasi, Perekonomian RI Harus Terus Dibenahi

Kompas.com - 22/05/2017, 16:47 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, peringkat investment grade atau layak investasi yang diperoleh Indonesia dari berbagai lembaga pemeringkat dunia harus dibarengi dengan upaya pembenahan perekonomian lainnya.

(Baca: Peringkat "Investment Grade" dari S&P Bukti Kuatnya Perekonomian RI)

"Setelah Standard & Poor (S&P) naikkan rating, harapan nanti outlook ekonomi akan semakin positif, karena komitmen Bank Indonesia, Kementerian Keuangan dan Kementerian lain akan jaga pengelolaan makro ekonomi yang baik, hati-hati," ujar Mirza usai acara Diseminasi Buku Laporan Keuangan Indonesia 2016 di The Anvaya, Denpasar, Bali, Senin (22/5/2017).

Menurutnya, salah satu komitmen yang perlu dijaga adalah terus menjaga neraca pembayaran yang sehat hingga nilai inflasi.

"Bank Indonesia dan pemerintah jaga neraca pembayaran yang sehat, inflasi kita jaga 3 sampai 5 persen," tambah Mirza.

Mirza menambahkan, rating investment grade yang dibarengi upaya pembenahan akan makin meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Tentu harapannya adalah jumlah investor pasar modal yang datang semakin banyak. Contohnya investor dari Jepang. Dari Jepang itu, kalau belum investment grade, biasanya tidak mau masuk," jelasnya.

Guna menarik minat investor, pemerintah juga harus melanjutkan deregulasi yang tengah dijalankan, baik dari sisi regulasi, iklim investasi yang kondusif, hingga peringkat kemudahan berusaha.

"Harus dipastikan pemerintah melanjutkan deregulasi, baik di manufaktur, perdagangan, petrocemical dan lain lain. Kami lihat komitmen pemerintah tinggi sekali. Di sektor energi komitmen regulasinya baik sekali," ungkapnya.

Dengan berbagai hal tersebut, maka target dari Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan peringkat Ease of Doing Business (EODB) Indonesia diharapkan dapat tercapai. "Pak Joko Widodo targetkan EODB sampai ke 40, sekarang di level 91," papar Mirza.

Pembiayaan infrastruktur

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, tak dapat dipungkiri pemerintah saat ini tengah mencari sumber pendanaan yang besar dalam pembangunan infrastruktur di daerah.

"Pemerintah sangat kuat dalam membangun infrastruktur di berbagai daerah, dan pembangunan tersebut membutuhkan pembiayaan yang besar," ungkap Nurhaida.

Menurutnya, kebutuhan dana yang besar dalam pembangunan infrastruktur tidak bisa semata-mata didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan harus mencari sumber dana di luar APBN.

"Untuk membiayai pembangunan tersebut tidak akan bisa dipenuhi sendiri oleh APBN, diperlukan sumber pembiayaan di luar APBN untuk memenuhi kebutuhan pendanaan tersebut. Salah satu sumber pembiayaan yang cocok untuk pembangunan infrastruktur adalah pembiayaan dari pasar modal," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com