Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat OPEC Mengecewakan, Harga Minyak Turun Hampir 5 Persen

Kompas.com - 26/05/2017, 09:00 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Pertemuan antara negara-negara produsen minyak (OPEC) dengan 11 negara produsen minyak lain di Wina pada Kamis (25/5/2017) dinilai mengecewakan. Akibatnya, harga minyak turun hampir 5 persen pada Kamis.

Rapat tersebut memutuskan memperpanjang program pemangkasan produksi minyak 9 bulan sampai Maret 2018. Tapi, keputusan ini mengecewakan pihak yang masih mengingingkan pemangkasan lebih dalam.

Pada Kamis, harga minyak Brent tenggelam 2,52 dollar AS per barel atau turun 4,7 persen menjadi 51,46 dollar AS per barel di pasar berjangka untuk pengiriman Juli. Sedangkan minyak AS jenis West Texas Intermediate mengakhiri perdagangan dengan penurunan 2,46 dollar AS atau 4,8 persen menjadi 48,9 dollar AS per barel.

OPEC dan negara penghasil minyak besar lainnya seperti Rusia sejak Januari hingga Juni nanti memangkas produksi minyak 1,8 juta barel per barel. Namun, upaya ini pun masih belum bisa mengurangi berlimpahnya pasokan minyak global, apalagi AS tetap menggenjot produksinya.

Michael Cohen, Kepala Riset Pasar Energi di Barclays mengatakan, investor tengah mencari rencana OPEC memangkas produksi lebih dalam. "Ketika hal tersebut tidak ada, ini terjadi pada pasar. Tapi, kami tetap berekspektasi harga minyak akan naik dalam beberapa bulan mendatang seiring dengan penurunan cadangan minyak," kata dia pada CNBC.

Khalid Al-Falih, Menteri Energi setelah pertemuan mengatakan, pemangkasan minyak di level yang saham selama 9 bulan cukup aman dilakukan negara-negara OPEC dan pengasil minyak lainnya.

Dalam konferensi pers, Al-Falih mengatakan, mereka tidak bergantung pada pergerakan market harian.

Seorang sumber mengatakan pada Dow Jones, OPEC juga mempertimbangkan melanjutkan pemangkasan produksi sampai Juni 2018 jika dibutuhkan.

(Baca: Antisipasi OPEC Perpanjang Pemangkasan Produksi, Harga Minyak Naik)

Kompas TV Membaiknya iklim investasi di tanah air mulai banyak menarik perhatian investor asing. Hal ini sejalan dengan perbaikan rating yang diberikan beberapa lembaga, seperti Moody's. Sementara itu, di sisi konsumsi, belanja masyarakat pun terbukti andal ditengah kelesuan ekonomi. Dengan kondisi ini, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini juga bakal melebihi target. Apalagi, sejumlah komoditas andalan Indonesia telah membaik harganya sejalan kenaikan harga minyak dunia. Meski begitu, pemerintah tetap mewaspadai fluktuasi ekonomi dunia. Ini terkait berbagai kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat dan juga kondisi ekonomi regional khususnya Tiongkok dan Jepang. Sementara itu, para ekonom juga mengingatkan tantangan dari dalam negeri, khususnya soal penerimaan pajak serta inflasi. Masih liarnya harga sejumlah kebutuhan akan diperparah dengan kebijakan harga terkait pencabutan subsidi tarif listrik. Tentunya target tersebut bisa terlampaui. Sehingga pertumbuhan ekonomi di tahun ini bisa melebihi realisasi tahun lalu dan tentunya bisa lebih dirasakan semua kalangan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNBC


Terkini Lainnya

Target Investasi Rp 1.650 Triliun, Bahlil: Kalau Capresnya Otaknya Beda, Bagaimana Bisa Merealisasikan...

Target Investasi Rp 1.650 Triliun, Bahlil: Kalau Capresnya Otaknya Beda, Bagaimana Bisa Merealisasikan...

Whats New
Cegah Penyelundupan, Vietnam Ditawari Tanam Investasi Benih Lobster di RI

Cegah Penyelundupan, Vietnam Ditawari Tanam Investasi Benih Lobster di RI

Whats New
TikTok Gandeng Tokopedia, Teten Wanti-wanti Hal Ini

TikTok Gandeng Tokopedia, Teten Wanti-wanti Hal Ini

Whats New
Dentsu Creative Indonesia Sabet Penghargaan Kreatif di Citra Pariwara

Dentsu Creative Indonesia Sabet Penghargaan Kreatif di Citra Pariwara

Whats New
Cara Setor Tunai BNI di ATM dengan Mudah, Bisa Tanpa Kartu

Cara Setor Tunai BNI di ATM dengan Mudah, Bisa Tanpa Kartu

Spend Smart
Cara Memindahkan m-Banking BRI ke HP Baru Tanpa Harus ke Bank

Cara Memindahkan m-Banking BRI ke HP Baru Tanpa Harus ke Bank

Whats New
Super Air Jet Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Simak Persyaratannya

Super Air Jet Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Simak Persyaratannya

Work Smart
Buka Tabungan Luar Negeri Bisa di BRImo, Begini Caranya

Buka Tabungan Luar Negeri Bisa di BRImo, Begini Caranya

Whats New
Harbolnas 2023, Mendag Zulhas Ajak Konsumen Belanja Produk-produk UMKM

Harbolnas 2023, Mendag Zulhas Ajak Konsumen Belanja Produk-produk UMKM

Whats New
Ganjil Genap Berlaku di Puncak Bogor Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Ganjil Genap Berlaku di Puncak Bogor Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Whats New
Setuju Hilirisasi Ada Kekurangan, Bahlil: Yang Namanya Kita Kaya Bayi, Jatuh Bangun Biasa...

Setuju Hilirisasi Ada Kekurangan, Bahlil: Yang Namanya Kita Kaya Bayi, Jatuh Bangun Biasa...

Whats New
Ini Deretan Promo Shopee Puncak 12.12 Birthday Sale, Jangan Terlewat!

Ini Deretan Promo Shopee Puncak 12.12 Birthday Sale, Jangan Terlewat!

Whats New
Selama Nataru, Hanya Truk BBM-Pangan yang Boleh Beroperasi

Selama Nataru, Hanya Truk BBM-Pangan yang Boleh Beroperasi

Whats New
BPDLH dan UNDP Luncurkan 'Catalytic Fund', Apa Itu?

BPDLH dan UNDP Luncurkan "Catalytic Fund", Apa Itu?

Whats New
Di Hadapan Pengusaha, Ganjar Pranowo Beberkan 3 Cara Tarik Modal Asing Masuk ke Indonesia

Di Hadapan Pengusaha, Ganjar Pranowo Beberkan 3 Cara Tarik Modal Asing Masuk ke Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com