Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelni Berencana Gunakan Kapal Produksi Dalam Negeri

Kompas.com - 12/06/2017, 15:44 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) (Pelni) mewacanakan untuk mengadakan kapal dari produksi dalam negeri.

Langkah ini diambil setelah, pengadaan kapal dari perusahaan galangan kapal asal Jerman Meyer Werft belum mencapai kesepakatan.

Direktur Utama Pelni, Elfien Guntoro mengatakan, kedua perusahaan belum menemukan kesepakatan soal harga kapal. Saat ini, terang dia, Pelni masih keberatan harga yang diajukan oleh Meyer Werft.

"Mengenai pengadaan kapal penumpang yang dari Meyer, Jerman desain sama usulan harganya masih terlalu tinggi. Jadi, Ada beberapa alternatif salah satunya kita coba produksi dalam negeri lah," ujar Elfien saat ditemui di Kantor Kementerian Kemaritiman Jakarta, Senin (12/6/2017).

Elfien mengungkapkan, harga yang diajukan Meyer Werft sebesar Rp 1,05 triliun atau 70 juta euro. Harga tersebut terbilang cukup tinggi. Padahal, Pelni hanya mampu membayar Rp 750 miliar atau 50 juta euro.

Menurut dia, pengadaan kapal penumpang ini untuk menggantikan kapal Pelni yang telah tua dan berumur diatas 30 tahun.

"Hitungan feasible kami secara komersil hanya 50 juta euro. Memang kapalnya kapal bagus terlalu bagus kaya kalau Mercy dipakai angkot kan enggak masuk kapalnya, harusnya bukan kapal itu?," jelas dia.

Oleh karena itu, pihaknya akan mengkaji kembali pengadaan kapal dari Jerman. Rencanannya, Pelni akan mendatangkan tiga kapal dari Meyer Werft.

"Rencana ini sementara kemarin Meyer masih satu tetapi ada tiga  kapal kita evaluasi karena umur di atas 30 tahun. Kita evaluasi kembali tahapan-tahapan penggunaan kapal," pungkas dia.

Sekadar informasi, kerja sama pengadaan kapal Pelni dari Meyer Werft berlangsung sejak 2016. Kerja sama ini terjadi berkat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Negara Jerman pada April 2016. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com