Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Konsumsi Meningkat, Kementan Minta Produksi Kopi Ditingkatkan

Kompas.com - 20/06/2017, 19:02 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meningkatnya permintaan kopi baik nasional maupun mancanegara menuntut petani dan produsen untuk terus meningkatkan produktivitas tanaman kopi dalam negeri.

Produksi kopi nasional pada 2015 mencapai 639.412 ton dengan produktivitas 706 kilogram per hektar. Sedangkan 2014 mencapai 643.857 ton dengan produktivitas 716 kilogram per hektar.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang mengungkapkan, saat ini tanaman kopi belum mendapatkan perhatian yang tinggi dari petani akibat harga jualnya yang relatif tidak menarik.

"Memang kurang mendapat perhatian karena harga jual sedang tidak bagus, tetapi karena peningkatan tren konsumsi kopi, dan meningkatknya pangsa kopi maka harus diikuti dengan upaya-upaya perbaikan," papar Bambang saat konfrensi pers di Kantor Pusat Kementan, Ragunan, Selasa (20/6/2017).

Menurutnya, semangat petani kopi juga akan ditingkatkan seiring dengan meningkatknya permintaan kopi baik nasional maupun mancanegara.

(Baca: Eksportir Minta Pemerintah Proaktif Promosikan Kopi Gayo di Eropa)

"Semangat petani untuk menanam kopi juga ditingkatkan karena meningkatnya permintaan pasar," jelas Bambang.

Bambang menegaskan, Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi negara penghasil kopi kelas dunia dengan keanekaragaman jenis dan rasa kopi di setiap daerah.

"Kami dorong saat ini produk-produk spesial seperti di Aceh untuk menjadi kopi terbaik, dan juga Jawa Barat, Lampung juga seperti itu, jadi hampir semua daerah punya spesifikasi tertentu dan kami dorong dengan sertifikat organik, dengan sertifikat indikasi geografis yang mencirikan produk itu berasal dari daerah tertentu," paparnya.

Kini pihaknya akan fokus mengembangkan kopi nasional dengan menyediakan benih-benih unggulan agar petani mampu mengasilkan kopi yang berkualitas dengan produktivitas yang tinggi.

Bambang menegaskan, pihaknya telah mengajukan sebesar Rp 2,3 triliun untuk kebutuhan perbenihan termasuk tanaman perkebunan lainnya.

Berdasarkan data Kementan, Indonesia menjadi pridusen terbesar keempat penghasil kopi setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.

Ekspor kopi Indonesia pada 2015 tercatat mencapai 502.021 ton dengan nilai 1,197 juta dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com