Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawab Kritik, Sri Mulyani Beberkan Rapor Kinerja APBN

Kompas.com - 14/07/2017, 09:56 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

Adapun realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik mencapai 29 persen, lebih tinggi tinggi dari semester pertama 2016.

Dana ini dialokasikan untuk mendukung pembangunan infrastruktur jalan, puskesmas, pasar, dan rumah sakit rujukan.

Sementara itu realisasi DAK Non Fisik mencapai Rp 42,7 persen, juga lebih tinggi dari semester pertama tahun lalu.

Antara lain untuk penyisiran Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Operasional Penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD), dan Tunjangan Profesi Guru (TPG).

Belanja negara itu tutur Sri Mulyani dipergunakan untuk membangun diantaranya jalan sepanjang 46,3 Km, jembatan dengan total panjang 523 meter, fly over atau underpass 1.887 meter.

Selain itu, telah disalurkan Kartu Indoneisa Pintar (KIP) kepada 6,6 juta siswa, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk 4,5 juta siswa, dan Program Bidik Misi untuk 256.600 mahasiwa.

Defisit dan Utang

Berdasarkan realisasi penerimaan negara dan belanja negara semester I-2017, kondisi keuangan negara mengalami defisit Rp 175 triliun, atau 1,29 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Rasio defisit anggaran itu lebih kecil dibandingkan semester pertama tahun lalu yang mengaku 1,82 persen.

Adapun keseimbangan primer mencapai Rp 68,3 triliun. Kondisi ini dinilai lebih baik sebab pada periode pertama tahun lalu, keseimbangan primer justru negatif Rp 143,4 triliun.

"Ini menunjukan kami coba memperbaiki APBN tanpa menganggu ekonomi," kata Sri Mulyani.

Kondisi defisit itu anggaran membuat pemerintah harus mengambil utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

Hingga semester I-2017 ini, total penerbitan SBN tutur Sri Mulyani justru tumbuh negatif 23,3.persen.

Jumlah itu lebih kecil dari penerbitan SBN pada periode yang sama tahun lalu yang justru tumbuh 34 persen.

Dari data yang ditujukan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, pemerintah sudah mengambil utang Rp 207 triliun selama semester pertama tahun ini.

Ia berjanji akan melakukan pengelolaan defisit dan utang pemerintah sehingga tidak membahayakan keuangan negara.

Selain itu Sri Mulyani berharap data-data yang ia beberkan ini bisa membuat masyarakat mengerti kondisi sesungguhnya keuangan negara.

(Baca: Cerita Sri Mulyani "Ngutang" Rp 2 Triliun untuk Tambal APBN 2016)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com