Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sukses Setiawan Ichlas, Sang Dalang Akuisisi Bank Muamalat

Kompas.com - 04/12/2017, 07:48 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

Iwan mengaku masih aktif mengendalikan bisnis-bisnisnya di bidang energi yaitu batu bara dan tambang. Usaha perkebunan kelapa sawit juga masih aktif ditekuni Iwan.

Menurut Iwan sektor bisnis yang cukup menjanjikan dan terbesar adalah trading dan pertambangan. Namun ia juga tidak melepas usaha yang pertama kali ia rintis di sektor perkebunan di Lampung. Kendati ia mengakui bila ditilik dari sisi potensi maka bisnis pertambangan lebih menjanjikan. Namun sayang, Iwan enggan membeberkan lebih rinci nama-nama perusahaan miliknya tersebut.

Melihat peluang

Kunci sukses Iwan terletak pada strategi bisnisnya. Ia melihat peluang di tengah adanya masalah. Hal itu ia lakukan saat mengambil alih PT Bank Pundi Indonesia Tbk setelah membeli dari Grup Recapital yang kala itu tengah terbelit masalah.

Menurut Iwan, selain mencari peluang bisnis di Bank Pundi, ia juga berniat memperbaiki bisnis bank ini. "Bohong kalau tidak suka cuan. Terkadang ada sesuatu yang bisa kita banggakan, jika kita bisa melakukan yang orang lain tak bisa melakukannya," kata Iwan.

Kemudian Iwan menjadi pemegang saham mayoritas PT Bank Pundi yang sekarang telah bersalin nama menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BPD Banten). Namun setelah bank ini sehat, ia melepas Bank Pundi kepada Pemerintah Provinsi Banten.

Namun ia tetap menyisakan sekitar 20 persen saham miliknya di bank. Kendati demikian, Iwan mengaku namanya tidak masuk dalam struktur kepemilikan saham Bank Pundi karena kepemilikan disebar ke sejumlah kerabat dekatnya.

Membeli bank yang sedang bermasalah menjadi salah satu pendorong kesuksesan Iwan dalam berbisnis. Ia mengambil contoh, saat membeli Bank Pundi yang sedang terpuruk karena biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO).

Bahkan waktu itu bank tersebut juga tengah menghadapi kredit bermasalah dalam tingkat yang akut. Namun, kata Iwan, kini bank daerah tersebut kembali sehat.

Iwan juga melakukan hal serupa sewaktu akan membeli saham PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Dengan menggandeng sejumlah lembaga keuangan, seperti dana pensiun dan international sovereign fund, berniat akan menginjeksi dana senilai Rp 4,5 triliun ke Bank Muamalat di bawah bendera Minna Padi.

Ia akan masuk dengan menjadi pembeli siaga rencana penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue Bank Muamalat. Kelak, Minna Padi akan menguasai minimal 51 persen saham Bank Muamalat.

Iwan lantas akan memberikan 2,5 persen saham Muamalat kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan 1 persen–1,5 persen ke Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Baca juga : Habis Ribuan Gelas Tiap Hari, Berapa Omzet yang Diraih Kopi Tuku?

Meskipun darah berniaga tidak mengalir dalam diri Iwan, tetapi kejeliannya melihat peluang tak bisa diragukan. Ia membeli saham PADI di harga Rp 350 per saham, dengan bermodal Rp 525 miliar pada Agustus 2017. Namun dalam hitungan bulan saja, investasi itu berpotensi mencetak capital gain hingga senilai sekitar Rp 1,56 triliun.

Harga saham PADI melonjak hingga Rp 1.410 per lembar. Dus, potensi keuntungan super jumbo mendekati Iwan.

Kunci agar bisa memperoleh cuan besar di sektor keuangan, menurut Iwan, adalah tidak merugikan masyarakat. Kini, selain di sektor keuangan, perkebunan dan pertambangan, Iwan juga masuk bisnis infrastruktur, termasuk pelabuhan di Palembang dan Lampung.

Ia mengklaim, selain hitung-hitungan untung rugi, ia menjalankan bisnis juga untuk menolong orang lain yang sedang kesusahan. Pertimbangan itu pula yang menjadi alasannya mengambil alih perusahaan atau bank yang sedang dirundung masalah.

"Saya ingin menjadi pengusaha yang membawa berkah bagi semua orang, tidak hanya mencari keuntungan pribadi. Berbagi itu indah jika diberikan kepada orang yang membutuhkan," tandas Iwan.

Julukan terinspirasi bintang televisi

Sebagai pengendali organisasi bisnis, filosofi kepemimpinan yang dipegang Setiawan Ichlas adalah menyisihkan sedikit hasil usaha untuk berbagi dengan masyarakat sekitar. Seperti menyisihkan uang untuk masjid, atau sekadar membesarkan usaha untuk bisa merekrut banyak karyawan.

Dengan filosofi ini, Iwan berharap tingkat pengangguran bisa berkurang dan paling tidak karyawan yang bergabung dengannya bisa memiliki pendapatan untuk anggota keluarganya. "Dari situ paling tidak mereka pun mendoakan saya," ujarnya.

Setiawan juga memegang prinsip bahwa dalam menjalani usaha, ia tidak akan merugikan orang lain. Seperti berkecimpung dalam sektor bank syariah, aturan yang ada jelas tidak diperkenankan untuk memailitkan usaha dalam bentuk apa pun. Hal itu yang dipegang oleh pria asal Palembang ini untuk menjadi pengusaha sukses.

Nah, di tengah kesibukannya, Iwan tetap meluangkan waktu dengan keluarga. Biasanya, Iwan bepergian ke luar kota ataupun luar negeri untuk sekadar menemani anak dan istri jalan-jalan. Ia juga suka menonton film maupun membaca buku. Film yang kerap ditonton adalah Dragon Ball atau membaca komik Donald bebek.

Semasa bujang, Iwan akrab dikenal dengan nama Iwan Bomba. Awal mula nama ini muncul ketika Iwan sukses di Jakarta. Merasa sudah mendapatkan lebih dari kata cukup selama di perantauan, Iwan kembali ke kampung halamannya di Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Sewaktu kembali ke tempat kelahirannya, Iwan mencari cara untuk mengubah "imej" dirinya. Alhasil, Iwan yang memiliki keterampilan dalam bidang elektronik ini mulai mendirikan usaha sewa organ tunggal.

Nama Bomba muncul dari sebuah merek televisi Toshiba keluaran tahun 2000-an. Lagi-lagi bisnis yang Ia jalani ini pun sukses, dan nama Iwan Bomba pun tersebar di kalangan teman-temannya. (Kontan/Jane Aprilyani)

Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Sepak terjang Iwan Bomba cari peluang


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com