Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolusi Senyap Industri Fintech Indonesia

Kompas.com - 15/03/2019, 07:08 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan industri digital turut merambah dunia keuangan. Pertumbuhan penyedia jasa keuangan digital atau teknologi finansial (financial technology/ fintech) saat ini bagaikan jamur di musim hujan yang menawarkan berbagai kemudahan transaksi keuangan dan menjadi pesaing bagi industri perbankan.

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menilai pergeseran atau disrupsi yang ditimbulkan oleh kemuculan fintech ini tidak menimbulkan keributan di Indonesia, tidak seperti di beberapa negara lain seperti di Eropa.

"Indonesia ini sudah terjadi dua kali disruption, kalau kata Profesor Rhenald Khasali revolusi senyap industri fintech Indonesia. Seperti revolusi yang pertama di payment (fintech pembayaran), ada Go-Pay ada OVO, mereka posisinya setara atau bahkan lebih dari e-money, flazz, tanpa ada ribut-ribut," ujar Ketua Harian AFPI Kusaryansyah di Jakarta, Kamis (14/3/2019).

Baca juga: Fintech P2P Lending Menjamur, Ini Cara Membedakan yang Legal dan Ilegal

Kusaryansyah menjelaskan, tidak adanya keributan ketika adanya disrupsi tersebut lantaran segmen yang dikembangkan oleh fintech adalah segmen-segmen yang tidak berdampak langsung terhadap bisnis perbankan.

Adapun revolusi kedua yang terjadi disebabkan oleh fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online.

Hingga saat ini, sudah ada 99 Fintech pinjaman online terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kemudian menyusul 150 platform yang disebut-sebut sedang dalam proses pendaftaran.

"Sekarang stream yang sedang hype Peer to Peer (P2P) Lending, hari ini ada 99 anggota dari berbagai anggota sudah terdaftar di OJK. Berdasarkan info OJK Ada 150 P2P yang sedang proses register di OJK kalau ditotal dengan 99 ini, potensial ada 250 P2P di Indonesia dalam 2 tahun kedepan," ujar dia.

Fintech P2P lending pun tidak secara langsung mendisrupsi bisnis kredit perbankan. Sebab, sasaran penyaluran kredit fintech P2P lending dengan bank berbeda. Fintech P2P lending menyasar segmen-segmen yang belum pernah bertransaksi melalui bank (unbanked) karena bank menganggap segmen tersebut terlalu berisiko.

Strategi perbankan

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Herry Gunardy mengatakan, seiring dengan keberadaan fintech, juga terjadi pergeseran perspektif konsumen, atau dalam hal ini nasabah perbankan, dari yang product centric menjadi customer centric.

Untuk itu, bank yang ingin bertahan di era digitalisasi adalah yang bisa membangun loyalitas nasabah dengan memerbaiki layanannya menjadi lebih mudah dan efisien bagi nasabah mereka.

Herry mengungkapkan, terdapat riset dari sebuah institusi yang menyatakan, bank yang tidak melakukan pergeseran atau tidak mengantisipasi perubahan digital mengalami kemerosotan pengembalian ekuitas (return of equity/ROE), dan hal tersebut tidak terjadi untuk bank yang berhasil beradaptasi dengan digitalisasi.

Baca juga: Butuh Dana, Pilih Pinjaman Online atau Bank?

"Berdasarkan sebuah survei, bank yang berhasil adopting digitalization mengalami peningkatan ROE 18 persen. Sedangkan yang tidak, drop 18 persen. Bank yang kurang melakukan shifting atau antisipasi perubahan digital slowly but sure akan ditinggal oleh customer," jelas Herry pada kesempatan yang sama.

Terdapat beberapa strategi transformasi yang harus dilakukan bank agar bisa bertahan di tengah gempuran digitalisasi, yaotu transfrormasi layanan secara digital, memerbaiki kualitas layanan, transformasi kantor cabang, juga bekerja sama dengan fintech itu sendiri baik dengan bentuk sinergi ataupun berinvestasi melalui anak usaha.

Herry menilai, saat ini nasabah tidak lagi mencari produk-produk perbankan yang memberi keuntungan besar, tetapi lebih ke bagaimana dirinya bisa mendapatkan sebuah jasa perbankan yang lebih mudah sehingga bisa melakukan aktivitas perbankan di manapun dan kapanpun.

"Inilah yang harus diakomodir oleh bank," ujar dia.

Baca juga: Cerita Dona Kehilangan Pekerjaan Karena Pinjaman Online

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com