Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Kredit dan Pendanaan Perbankan 2024 Diproyeksi Masih Baik di Tengah Ketidakpastian Global

Kompas.com - 22/04/2024, 15:50 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2024 menjadi tahun yang menarik bagi sektor perbankan di Indonesia. Proyeksi pertumbuhan kredit dan pendanaan menunjukkan potensi yang signifikan, namun beberapa faktor risiko tetap menjadi perhatian utama.

Bank Indonesia (BI) menargetkan pertumbuhan kredit perbankan dalam kisaran 10 hingga 20 persen, sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan kredit antara 9 persen hingga 11 persen.

Hingga Februari 2024, pertumbuhan kredit telah mencapai 11,28 persen, sebagian besar didorong oleh peningkatan permintaan modal kerja.

Namun, di tengah optimisme ini, sektor perbankan menghadapi beberapa tantangan yang harus diperhatikan.

“Salah satu faktor risiko utama adalah suku bunga yang masih cenderung tinggi. Meskipun ekspektasi menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga pada akhir tahun, biaya pendanaan tetap tinggi untuk sebagian besar tahun 2024,” ucap Chief Economist Mandiri, Andry Asmoro pada Market Outlook yang diadakan di Bursa Efek Indonesia, Senin (22/4/2024).

Baca juga: Pasar Modal 2024, Outlook Cerah dengan Sektor Perbankan yang Dominan

Hal ini dapat membatasi pertumbuhan kredit dan meningkatkan cost of fund bagi bank-bank di Indonesia.

"Di sisi lain, risiko perlambatan ekonomi global juga bisa mempengaruhi pertumbuhan kredit. Perlambatan ekonomi di China dan ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dapat berdampak pada rantai pasok global, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi ekonomi Indonesia," jelas Andry.

Jika kondisi ini berlanjut, risiko kenaikan inflasi dan peningkatan biaya dana dapat menghambat pertumbuhan kredit.

Selain itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang lebih lambat dibandingkan penyaluran kredit menimbulkan kekhawatiran tentang likuiditas perbankan. Kenaikan Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat meningkatkan tekanan pada biaya pendanaan dan mengurangi kemampuan perbankan untuk mendukung pertumbuhan kredit yang diinginkan.

Baca juga: Saham Sektor Perbankan Kuasai Kapitalisasi Pasar Modal RI

 


Untuk menghadapi tantangan ini, perbankan perlu mengadopsi strategi yang efektif. Salah satu strategi utama adalah menjaga likuiditas melalui proyeksi aset dan liabilitas yang baik. Bank-bank perlu memantau dengan cermat kebutuhan pendanaan mereka dan mencari cara untuk menyeimbangkan sumber pendanaan yang terjangkau.

Selain itu, kerja sama dan kolaborasi antarbank dapat menjadi kunci untuk mengatasi tantangan likuiditas. Bank-bank dapat bekerja sama untuk menemukan sumber pendanaan yang stabil dan memitigasi risiko yang terkait dengan persaingan pendanaan antara pemerintah dan perbankan.

Meski tantangan yang dihadapi sektor perbankan cukup signifikan, proyeksi pertumbuhan kredit tetap memberikan harapan untuk tahun 2024. Dengan strategi yang tepat dan kemampuan beradaptasi yang kuat, perbankan Indonesia bisa terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Para pemangku kepentingan di sektor perbankan dan otoritas terkait harus bekerja sama untuk menciptakan kondisi yang kondusif, sehingga pertumbuhan kredit dan pendanaan dapat mencapai target yang diinginkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com