Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Programmatic Ads, Cara Iklan Baru di Era Digital

Kompas.com - 27/03/2019, 14:56 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Inovasi dan teknologi hadir di era digital untuk memudahkan penggunanya, tidak terkecuali di dunia periklanan. Salah satu inovasi tersebut adalah programmatic advertising.

Programmatic advertising adalah iklan terprogram yang memberikan efisiensi tinggi bagi para buyer dan publisher di seluruh dunia. Sehingga, cara-cara konvensional dengan menghubungi platform yang dituju dengan menggunakan telepon sudah tidak efektif.

"Programmatic ads itu sebenarnya cara iklan baru di media-media. Karena jaman sekarang media sudah banyak sekali, kalau kita kontak satu-satu untuk mengiklankan produk kita di tempatnya tidak mungkin. Waktu kita pasti terbatas," Kata Eddy Yansen, Direktur EMC Grup, salah satu perusahaan ad-tech pada acara Think Programmmatic di Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Baca juga: Pilpres 2019 Akan Pengaruhi Tren Periklanan

Cara kerjanya pun tidak memakan waktu lama. Pengiklan bisa dengan santai memilih format yang sesuai untuk produk yang diiklankan.

Pengiklan juga tidak perlu menelepon publisher tujuan untuk negoisasi harga karena aplikasi programmatic ads ini telah terhubung dengan publisher. Harga iklan pun bisa disesuaikan dengan anggaran pengiklan.

Menurut Eddy, inovasi ini kian relevan di tengah kondisi platform digital yang telah mengambil alih industri periklanan hari ini. Menurut riset We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 132,7 juta pengguna pada tahun 2017.

Angka ini 51 persen lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 2016 yang berjumlah 88,1 juta pengguna.

Baca juga: Catat, Begini Cara Pasang Iklan di Instagram

Dari angka tersebut, 69 persen dari masyarakat Indonesia menggunakan perangkat mobile untuk mengakses internet, selebihnya menggunakan desktop dan tablet.

Oleh karena itu, banner, selebaran, dan cara-cara tradisional lain sudah kurang efektif untuk iklan. Sementara, dalam programmatic ads, pengiklan bisa mengembangkan strategi iklan menggunakan video dengan format-format khusus dan bisa memilih audiens yang cocok untuk iklan tersebut.

"Programmatic ads ini punya format-format iklan khusus. Ada banner boat, ada form ads, dan ada influencer ads. Jadi kita memanfaatkan kreativitas yang lebih lanjut lagi dalam mengiklankan produk. Daripada pakai banner, kita pakai influencer buat bikin video iklan, kesannya jadi lebih milenial," kata Eddy.

Baca juga: Belanja Iklan Dalam Negeri Capai Rp 40 triliun Setahun

Karena punya format khusus, papar Eddy, programmatic ads ini mempunyai nilai lebih tersendiri. Inovasi iklan ini menjanjikan hasil yang lebih nyata karena diatur sedemikian rupa daripada hanya eksposur.

"Pokoknya, para penjual bisa mendapat hasil yang maksimal dengan pengeluaran yang efisien," pungkas Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com