Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Indonesia, Transaksi Nontunai Kian Bersaing dengan Tunai

Kompas.com - 28/03/2019, 17:14 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring perkembangan teknologi, semakin banyak fasilitas yang memudahkan manusia melakukan pembayaran. Tren transaksi nontunai belakangan melejit, sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong cashless society.

Berdasarkan studi Intuit Research yang ditugaskan Visa tentang Consumer Payment Attitudes 2018, diketahui bahwa sebagian besar masyarakat masih memilih uang tunai sebagai metode pembayaran. Namun, angkanya kian tipis dengan alternatif pembayaran nontunai, seperti menggunakan kartu maupun dompet digital.

Penelitian itu dilakukan secara online mengenai perilaku pembayaran dan tren di 8 negara di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.

Baca juga: Survei Visa: 82 Persen Masyarakat Pede Pergi Tanpa Bawa Uang Tunai

 

Penelitian tersebut melibatkan 4.000 responden dari berbagai negara. Responden dari Indonesia sekitar 500 orang di rentang 18 tahun ke atas dengan penghasilan minimal Rp 3 juta per bulan.

Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan, saat ini, sebanyak 95 persen responden masih menggunakan uang tunai sebagai metode pembayaran mereka. Namun, di saat yang sama, mereka juga menggunakan transaksi nontunai. 

"Konsumen menginginkan proses pembayaran yang lebih cepat, mudah, dan aman yang mendorong mereka semakin mengurangi penggunaan uang tunai dan memulai gaya hidup nontunai," kata Riko di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Baca juga: Tips Memaksimalkan Keuntungan Pakai Cashless Buat Pegawai Kantoran

Selain itu, studi tersebut juga memetakan preferensi masyarakat terhadap metode pembayaran apa yang paling diminati. Pembayaran tunai masih menjadi cara yang diminati responden, dengan persentase 40 persen.

Disusul dengan penggunaan kartu kredit atau debit sebesar 39 persen, dompet digital sebesar 18 persen, dan 3 persen memilih metode nirkontak.

Riko mengatakan, dalam studi tersebut, mayoritas masyarakat menyatakan bahwa saat ini jumlah uang tunai dalam dompet mereka lebih sedikit dibandingkan 2 tahun lalu.

"Di 2017 hanya 15 persen responden yang bilang uang di kantongnya sedikit. Ini menunjukkan mereka sekarang memilih pembayaran elektronik daripada cash," kata Riko.

Baca juga: Gerakan Cashless Society di Indonesia Dapat Respon Positif

Studi tersebut juga menyebutkan bahwa 93 persen responden pernah bertransaksi ke e-commerce menggunakan ponsel. Riko mengatakan, hampir semua konsumen Indonesia saat ini bertransaksi menggunakan aplikasi di ponselnya, bukan melalui web browser.

"Artinya, hampir semua responden menggunakan metode transaksi online dalam membayar," jata Riko.

Riko menambahkan, ada sejumlah alasan mengapa transaksi nontunai terus meningkat belakangan ini. Pertama, alasan keamanan.

Baca juga: Di Acara Pernikahan, Perempuan Ini Sediakan Transaksi Nontunai Pengganti Amplop Kondangan

 

Masyarakat merasa lebih aman membawa uang dengan jumlah besar dalam satu kartu atau dompet digital ketimbang menyimpannya dalam dompet. Menaruh banyak uang dalam dompet atau tas membuat mereka lebih waswas terhadap barang mereka.

Selain itu, tak perlu membawa banyak uang tunai karena sekarang ATM sangat mudah ditemui. Sewaktu-waktu butuh uang tunai, mereka bisa menariknya dalam jumlah cukup.

Selain itu, melakukan transaksi dengan aplikasi dompet digital maupun kartu dianggap lebih mudah dan cepat. Temuan tersebut membuat Visa akan memperluas fasilitas nirkontak di sejumlah lokasi. Adapun fokus Visa adalah pasar swalayan, toko ritel, gerai makanan, dan toko obat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com