Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangeran Harry Sambut Anak Pertama, Ekonomi Inggris Bisa Terdongkrak

Kompas.com - 07/05/2019, 12:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Pangeran Harry dari Inggris beserta sang istri, Meghan Markle baru saja menyambut kelahiran putra pertama mereka, Senin (6/5/2019).

Kelahiran putra pertama Duke dan Duchess of Sussex ini diyakini bisa mendongkrak perekonomian Inggris.

"Ada banyak cara kelahiran bayi di Kerajaan Inggris memberikan dampak terhadap perekonomian dalam jangka pendek," kata John Quelch, dekan di University of Miami Business School, seperti dikutip dari FOX Business, Selasa (7/5/2019).

Baca juga: Meghan Markle Melahirkan Anak Pertama Didampingi Pangeran Harry

Pertama, kelahiran royal baby bisa mendongkrak penjualan di restoran dan bar di seluruh Inggris. Ini sejalan dengan perayaan yang dilakukan warga di tengah mandeknya negosiasi Brexit.

"Tidak ada yang lebih baik dari lahirnya bayi kerajaan di hari Jumat karena ini akan sangat baik bagi bisnis pesta di hari Sabtu dan Minggunya," jelas Quelch.

Tidak hanya itu, kelahiran bayi kerajaan akan mendatangkan peluang lisensi dan cinderamata yang tanpa akhir. Daily Mail melaporkan, suvenir sudah membanjiri toko-toko menjelang kelahiran bayi Pangeran Harry, mulai dari kaos hingga cangkir, casing ponsel, hingga bantal.

Suvenir-suvenir ini dihiasi slogan seperti "Bayi kerajaan akan hadir lagi" dan "Bayi kerajaan Harry & Meghan 2019."

Baca juga: Patut Ditiru, Ini 5 Kebiasaan Hemat Keluarga Kerajaan Inggris

Peluang ritel juga akan hadir dalam bentuk penjualan pakaian, baik pakaian sang bayi maupun busana yang dikenakan Meghan. Bulan lalu, pakaian yang dikenakan Pangeran Louis, putra bungsu Pangeran William dan Kate Middleton, saat perayaan ulang tahun Pangeran Charles ludes terjual di seluruh dunia.

Pun banyak busana yang dikenakan Kate maupun Meghan habis terjual dalam hitungan menit.

Tidak hanya itu, karena Meghan berasal dari Amerika Serikat, Quelch menyatakan bakal ada dampak rentetan kelahiran bayi kerajaan ini terhadap perekonomian Negeri Paman Sam.

Menurut Quelch, sektor pariwisata pun akan menggeliat.

Baca juga: Berkarier Profesional, Apa Pekerjaan Putri Kerajaan Inggris?

"Ini menempatkan Inggris kembali di halaman depan, ada sesuatu yang baru dan berbeda di Inggris. Dengan demikian, dari sudut pandang pariwisata, saya yakin British Airways akan melonjak tiga kali lipat," terang Quelch.

Salah seorang pakar menyatakan, penjualan produk dan pakaian anak-anak akan melonjak 1,47 miliar dollar AS dalam dua tahun setelah kelahiran bayi kerajaan, atau setara sekira Rp 21 triliun.

Namun, Quelch mengatakan estimasi dari kelahiran bayi-bayi kerajaan sebelumnya secara umum memberikan peningkatan penjualan sekira 980 juta dollar AS atau setara sekira Rp 14 triliun.

Quelch menjelaskan, efek royal baby ini berlangsung paling lama dua tahun. Namun, sentimen ini bisa hilang dengan cepat apabila ada kelahiran bayi lagi di lingkungan kerajaan Inggris.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com