Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ini Strategi Kementan Kembangkan Kawasan Perbenihan Jagung

Kompas.com - 02/08/2019, 13:37 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Dengan adanya korporasi ini, tegas Takdir, diharapkan petani tidak lagi menjual jagung berupa jagung konsumsi.

Baca juga: Petani Ini Sukses Budidayakan Jagung Warna-warni

"Selain itu petani dalam kawasan tersebut bisa mengakses permodalan melalui bank karena petani tersebut sudah terdaftar dalam korporasi," ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Takdir, hitung-hitungannya usaha penangkaran benih jagung hibrida lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan jagung hibrida konsumsi.

Untuk diketahui, dengan biaya produksi calon benih sekitar Rp 7,2 juta per ha akan diperoleh hasil sebanyak 5 ton per ha.

Kemudian, harga jual calon benih ditaksir Rp 6.000 per ha sehingga perkiraan pendapatan sekitar Rp 22,8 juta per ha.

Baca juga: Menteri Pertanian: Daripada Sebarkan Hoaks, Lebih Baik Tanam Jagung

Sedangkan untuk perbandingan, benih konsumsi dengan biaya produksi calon benihjya senilai Rp 8,2 juta per ha dan akan diperoleh hasil 7 ton per ha.

"Harga jual jagung konsumsi Rp 3.000 per ha sehingga perkiraan pendapatan sekitar Rp 12,8 juta per ha. Ada selisih pendapatan perbenihan Rp 10 juta per ha lebih tinggi," bebernya.

Hasilnya, di samping petani mampu menyediakan benih sendiri juga dapat memperoleh pendapatan yang lebih layak dengan adanya sistem korporasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com