Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik Padam Jadi Momentum Anak Milenial Tawarkan Baterai Energi

Kompas.com - 05/08/2019, 18:22 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Peristiwa mati lampu yang cukup lama di sejumlah daerah di Pulau Jawa, seperti di Jakarta, Banten, Jawa Barat, serta Jawa Tengah mulai Minggu (4/8/2019) siang, hingga Senin (5/8/2019) sore ini dijadikan momentum bagi anak milenial untuk menawarkan penggunaan energy storage system atau baterai penyimpan energi

Sekelompok anak milenial yang tergabung dalam perusahaan rintisan (startup) Baran Energy itu memang baru saja meluncurkan baterai penyimpai energi berskala besar. Mereka menawarkan baterai tersebut sebagai alternatif cadangan energi yang murah dan ramah lingkungan.

Victor Wirawan, anak muda yang menjadi CEO Baran Energy menjelaskan, peristiwa mati lampu yang cukup lama tersebut semestinya tidak perlu terjadi, jika masyarakat mulai beralih menggunakan energi alternatif berupa energi baru dan terbarukan (EBT).

"Energi alternatif itu jadi solusi. Kebetulan saat ini kami menyediakan baterai listrik yang bisa menampung energi yang dihasilkan dari sinar matahari. Selain untuk pemakaian sehari-hari, teknologi ini juga bisa dimanfaatkan sebagai back up, jika suatu saat terjadi mati lampu," tutur Victor, Senin (5/4/2019.

Victor menjelaskan, saat ini Baran sedang mengembangkan tiga varian produk teknologi energi yang tergolong ramah lingkungan, yaitu PowerWall berkapasitas 8.8 KWh, PowerPack 126 Mb, dan PowerCube 1.2 MWh. Ketiga perangkat ini dapat digunakan mulai dari rumah tinggal, pabrik, real estate, perkebunan, pertambangan, hingga industri sekala besar.

Selain bermanfaat untuk cadangan energi, hal terpenting dari pemakaian baterai ini adalah bisa mengurangi polusi udara yang saat ini kondisinya semakin memprihatinkan. Seperti diketahui, kualitas udara Jakarta cukup buruk, namun semakin membaik pada Senin pagi setelah listrik padam.

 

Berdasarkan catatan AirVisual pada akhir Juli lalu, tepatnya Senin (29/7/2019) lalu, Jakarta menduduki peringkat kedua kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Jakarta tercatat 183 atau kategori tidak sehat dengan parameter PM2.5 konsentrasi 117,3 ug/m3 berdasarkan US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara.

 

Namun, sejak Minggu (4/8/2019) siang setelah lampu padam di wilayah Jabodetabek, kualitas udara Jakarta menjadi lebih baik. AirVisual mencatat, Air Quality Index (AQI) Jakarta kini berada di level 75 atau jauh dibawah catatan pada akhir Juli lalu.

"Itu kan angka yang makin mendekati kualitas udara moderat atau aman tanpa memakai masker. Berkurangnya aktivitas benda penghasil polusi seperti kendaraan bermotor dan aktivitas pabrik diperkirakan menjadi penyumbang terbesar membaiknya kualitas tersebut," kata Victor.

Untuk itu, Victor melanjutkan, sudah saat orang Indonesia mulai memikirkan cara untuk beralih pada penggunaan energi yang ramah lingkungan. Karena ketika listrik yang bersumber dari energi fosil padam, cadangan energi yang ramah lingkungan bisa digunakan dan sangat ramah lingkungan.

Saat ini Baran PowerPack yang berkapasitas penyimpanan sebesar 126 Kilowatt-hours (kWh) bisa digunakan untuk rumah berukuran besar yang memakai daya sekitar 10 kW - 60 kW, serta industri skala menengah.

Adapun perangkat paling besar adalah Baran PowerCube berkapasitas penyimpanan 1,2 Megawatt hours (MWh). Perangkat ini bisa digunakan untuk kawasan industri, pabrik, dan perkebunan, real estate, dan pertambangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com