Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Kami Ingin Kendaraan Listrik Bisa Jadi Komoditi Ekspor

Kompas.com - 09/09/2019, 21:52 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjajal taksi listrik dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang menuju ke Jakarta.

Budi pun mengaku senang ketika mencoba alat transportasi umum berbasis listrik itu.

“Kendaraan ini  nyaman sekali. Tidak ada suara dan saya tadi sengaja kecepatannya sampai 100 km/jam itu stabil. Tadi saya sempat berbincang dengan pengendara taksi katanya pendapatan  per hari meningkat dari Rp. 300 ribu menjadi Rp.450 ribu," ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/9/2019).

Budi menambahkan, taksi berbasis listrik ini merupakan  proses uji coba yang harus didukung. Dirinya mengapresiasi BlueBird dan PT Angkasa Pura II yang  menjadi pioneer pengoperasian taksi tersebut. 

Untuk mendukung kendaraan berbasis listrik, pemerintah berupaya memberikan insentif.

“Kita harus memberikan insentif misalnya menggratiskan sekian mobil untuk angkutan umum, parkir gratis, atau bebas memasuki wilayah ganjil genap. Karena proses kendaraan umum berbasis listrik banyak berkaitan dengan harga, operasional, penunjang yang harus dirangkai dan dipersiapkan dengan baik," kata Budi.

Budi mengharapkan dalam 2 tahun mendatang ada proses pembelajaran dan diskusi bagi stakeholder agar pengoperasian mobil listrik menjadi maksimal.

“Tentu kita ingin angka polusi turun dan kendaraan listrik ini menjadi komoditi ekspor kalau jumlahnya banyak," ucap dia.

Ia juga mendorong pengadaan 100 mobil berbasis listrik untuk kendaraan dinas pejabat Kementerian Perhubungan.

"Kami mendorong pihak swasta menggunakan kendaraan berbasis listrik secara simultan seperti kendaraan umum dengan listrik dan penggunaan pribadi dengan hybrid. Untuk kendaraan umum mungkin perlu charging station lebih banyak dan ada hal lain yang dipenuhi seperti fiskal,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com