Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedua Kalinya di Tahun Ini, Uber Kembali PHK Masal Karyawannya

Kompas.com - 11/09/2019, 14:44 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan transportasi on demand asal Amerika Serikat, Uber, telah melakukan Pemutusan Hubungan kerja (PHK) kepada 435 karyawannya dari departemen produk dan teknisi pada Selasa (10/9/2019).

Aksi PHK oleh Uber kali ini adalah putaran kedua dari rangkaian PHK besar-besaran yang akan dilakukan perusahaan tahun ini.

Seperti dikutip dari Business Insider, setidaknya terdapat 170 pegawai dari departemen produksi dan 265 teknisi mereka yang meninggalkan perusahaan dalam PHK masal tersebut.

Dalam keterangan tertulisnya, perwakilan Uber mengatakan, pemangkasan jumlah pekerja dilakukan sebagai bentuk efisiensi perusahaan.

 

Baca juga: Uber Merugi Rp 74,3 Triliun, Saham Terjun Bebas

Sehingga diharapkan, perusahaan ang telah berusia 10 tahun tersebut bisa tetap lincah menghadapi persaingan industri yang kian kompetitif.

"Harapan kami dengan perubahan ini adalah untuk memulai kembali dan meningkatkan kinerja kami dari hari ke hari, selain itu juga terus berpegang pada akuntabilitas serta performa kinerja yang meningkat dan tetap lincah," ujar perwakilan Uber tersebut.

"Meskipun saat ini terasa menyakitkan, terutama bagi mereka yang benar-benar terdampak, kami percaya dengan ini organisasi teknis perusahaan bisa lebih kuat. Di mana perusahaan akan terus melakukan rekrutmen talenta-talenta terbaik di dunia," lanjut dia.

Adapun pemangkasan pekerja pun sebelumnya diawali dengan dihentikannya proses rekrutmen di beberapa departemen Uber di Amerika Serikat.

 

Baca juga: Uber PHK Sepertiga Karyawan Pemasarannya

Sebab, startup yang telah melantai di bursa saham Wall Street tersebut berupaya untuk memangkas ongkos produksi dan menjadi perusahaan yang bisa mencetak keuntungan agar bisa menarik investor.

Namun demikian, dibekukannya proses rekrutmen telah dihentikan, dan perusahaan mulai mencari pegawai baru.

Berdasarkan laporan TechCrunch, sebagian besar PHk dilakukan di Amerika Serikat, sementara hanya 15 persen karyawan Uber di Asia dan Eropa yang terdampak PHK.

Departemen pengembangan ketenagakerjaan California mengatakan kepada Business Insider bahwa tidak ada pemberitahuan atau peringatan yang diberikan perusahaan mengenai informasi PHK. Selain itu, Uber juga berpotensi bakal melakukan PHK si beberapa kantor di negara bagian lain.

Selain PHK, beberapa langkah Uber lainnya dalam melakukan efisiensi ongkos produksi perusahaan adalah mengurangi insentif yang diberikan kepada karyawan ketika dalam anniversary hari kerja, serta meminta pada karyawan untuk peka terhadap biaya perjalanan.

Baca juga: Tiga Bulan Pertama 2019, Uber Rugi hingga Rp 14 Triliun

Walaupun demikian, Uber masih berupaya memperkuat bisnis dengan berinvestasi di luar Silicon Valley.

Baru-baru ini, perusahaan mengumumkan investasi senilai 200 juta dollar AS berupa kantor baru di Chicago untuk menampun

di kantor baru Chicago untuk menampung tim yang kia berkembang. Selain itu, mereka juga baru saja membuka kantor baru di Dallas untuk menampung karyawan penjualan dan HR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com