Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas Harus Ada dalam Setiap Portofolio Investasi, Mengapa?

Kompas.com - 20/09/2019, 08:44 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap orang tentu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Adapun untuk mencapai tujuan itu, bisa ditempuh dengan jalur investasi.

Perencana keuangan Prita H Ghozie mengatakan, investasi adalah cara untuk mencapai kemampuan finansial di masa depan. Meski demikian, dia pun tidak memungkiri investasi apa yang paling tepat untuk semua orang.

"Kita enggak bisa bilang mana yang paling tepat untuk semua orang. Jadi memang harus tahu dulu apa tujuannya dan siapa dirinya. Artinya, investasi apapun memang harus disesuaikan dengan profil risiko," kata Prita di Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Untuk mencapai kemampuan finansial di masa depan, Prita menyarankan untuk menaruh investasi bukan hanya di satu portofolio.

 

Baca juga: Sekarang Investasi Emas Digital Bisa Dicicil

Diversifikasikan portofolio di beberapa instrumen investasi, seperti saham, logam mulia, dan obligasi.

Namun, kata Prita, emas harus ada di setiap portofolio investasi seseorang, mengapa? Berikut beberapa alasannya.

1. Lebih Mudah

Seperti yang Anda tahu, emas lebih mudah untuk dijangkau ketimbang investasi lain. Pun orang lebih familiar dan mengenal emas. Bahkan, para orang tua sering kali berinvestasi dalam bentuk emas sejak dulu, baik emas batangan maupun emas perhiasan.

"Emas adalah instrumen yang dikenal sejak dahulu kala. Nyaris semua orang sudah paham apa risikonya emas," kata Prita.

Baca juga: Minat Investasi Emas? Ini 3 Kelebihannya

2. Harganya Terus Naik

Secara statistik, harga emas terus naik sehingga Anda bisa lindung nilai dalam investasi emas. Potensi kenaikannya selalu nyaris di atas inflasi, meski tidak sebesar return investasi saham. 

"Emas selalu memberikan potensi kenaikan nyaris di atas inflasi. Kalau yang jauh di atas inflasi mah namanya bisnis. Makanya mainsetnya harus investasi," ujar Prita.

Bahkan sejak 5 tahun belakangan, harga emas cenderung naik. Dari Januari-Agustus 2019, kenaikan harga emas sudah hampir 10 persen dengan kenaikan tertinggi tanggal 4 September, yakni Rp 775.000 per gram.

"Ini minatnya terus ada dari tahun ke tahun jadi harga emas cenderung naik dan cocok untuk mereka yang melakukan lindung nilai," jelas Prita.

 

Baca juga: Investasi Emas Cocok untuk Milenial, Ini Alasannya

3. Back-up Asset

Pada masa ekonomi global sedang tidak ada bagus-bagusnya, para investor akhirnya beralih menyimpan dananya ke aset safe haven seperti emas. Itulah mengapa emas seringkali dijadikan back-up asset karena keamanannya.

Tidak hanya itu, Prita mengatakan emas memudahkan seseorang untuk mencapai kemampuan finansial saat semua aset sedang turun. Untuk itu juga lah dia menyarankan untuk mendiversifikasikan portofolio.

"Karena kebutuhan orang beragam. Jalan-jalan, beli kamera, dana darurat, atau semuanya. Otomatis semua itu enggak hanya satu aset investasi, salah satunya adalah emas," ungkap Prita.

"Jadi itulah emas yang harus ada dalam portofolio seseorang. Kalau enggak percaya, tanya saja pemerintah kenapa cadangan devisanya emas?" tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com