Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Meskipun Kemarau, Poktan di Gunung Kidul Berhasil Panen Kedelai

Kompas.com - 22/09/2019, 14:41 WIB
Sri Noviyanti

Editor

KOMPAS.com - Meskipun kemarau panjang melanda, Kelompok Tani (Poktan) Rukun Agawe Makmur Beji Patuk bersama Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, DIY berhasil panen kedelai.

Acara panen di Bulak Beji Patuk itu dihadiri Kepala DPP bersama Sekretaris Dinas serta rombongan, Koord Penyuluh Patuk dan para PPL serta poktan RAS dan anggotanya, Jumat (19/9/2019).

Ketua Poktan RAS Sugeng, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (22/9/2019), melaporkan, panen di musim kemarau dapat berhasil karena mereka memanfaatkan bantuan irigasi perpompaan dari DPP sehingga sampai musim tanam 3 bisa mengairi 16 hektare (ha) lahan.

Rinciannya, untuk jagung 7 ha, kedelai 1 ha, padi 1 ha, bawang merah 1ha , kacang tanah 5 ha, campuran sayuran 1 ha. Sumber airnya adalah sungai Oya.

"(Adapun) hasil panen kedelai mencapai 1,3 ton per ha dengan harga di petani Rp 8.000 per kilogram (kg). Poktan RAS berterima kasih atas bantuan irigasi perpompaan dari Kementan RI lewat DPP, berharap ke depan semakin luas jaringan airnya sehingga bisa mengairi 30 ha," ujar Sugeng.

Dilanjutkan Kepala DPP Bambang Wisnu Broto mengapresiasi keberhasilan petani mengoptimalkan lahan dengan irigasi perpompaan di musim kemarau.

"Kami harap petani semakin bersemangat memanfaatkan lahan dengan jenis komoditas pangan apapun. Yang penting (dapat) menghasilkan kesejahteraan petani sesuai pilihan komoditasnya," ujar Bambang.

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy menambahkan, manfaat irigasi perpompaan bagi kelompok tani sangatlah besar.

"Kami berharap bantuan irigasi ini bisa dimanfaatkan dengan maksimal sehingga petani bisa menanam dengan tenang dengan hasil maksimal juga," kata Sarwo Edhy.

Dalam tiga tahun terakhir, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) giat membangun irigasi perpompaan, baik untuk mendukung kebutuhan tanaman pangan, hortikultura, maupun peternakan.

Selama tiga tahun atau tepatnya sejak 2016 hingga 2019, irigasi perpompaan untuk tanaman pangan telah dibangun sebanyak 2.358 unit.

Sementara untuk kebutuhan tanaman hortikultura dan peternakan masing-masing telah dibangun 429 unit dan 322 unit.

Meningkatkan indeks pertanaman

Sarwo Edhy mengatakan, dampak dari pembangunan irigasi perpompaan untuk mendukung tanaman pangan diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) 0,5.

Dari 2.358 unit irigasi perpompaan yang telah dibangun, bila masing-masing unit dapat mengairi seluas 10 ha, maka luas lahan yang dapat diairi saat musim kemarau seluas 47.160 ha.

"Bila peningkatan IP 0,5 dapat dicapai, maka akan didapat penambahan luas tanam seluas 29.780 ha. (Ini akan menjadi) dampak (positif), yakni memperoleh peningkatan produksi sebanyak 154.850 ton," jelas Sarwo Edhy.

Lebih lanjut Sarwo Edhy memaparkan, irigasi perpompaan dibangun untuk mendukung komoditas hortikultura sebanyak 429 unit. Bila masing-masing unit mampu mengairi 10 ha, maka dari seluruh irigasi perpompaan yang dibangun akan mengairi lahan hortikultura saat musim kemarau seluas 4.290 ha.

Saat ini, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian juga telah membangun irigasi perpompaan untuk mendukung kebutuhan ternak ruminansia sebanyak 322 unit.

"Dengan estimasi satu unit mampu melayani air untuk 10 ekor ternak, maka terdapat 3.220 ekor ternak yang terjamin ketersediaan air minum dan sanitasi kandangnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com