JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir merasa pemberitaan mengenai bungkamnya dia atas persoalan Jiwasraya perlu diklarifikasi.
Bungkamnya dia justru sempat malah dituding telah menerima gratifikasi hingga miliaran rupiah. Hal inilah yang membuat dia mulai bersuara.
"Kita tidak mau masalah ini diputarbalikkan. Seperti kemarin, seperti kemarin, saya agak mau curhat nih, bukannya baper. Waktu di acara di BRI kemarin, saya bungkam mengenai Jiwasraya, kan saya bilang kasih kesempatan UKM jualan. Nanti Jiwasraya ada," ungkapnya ditemui usai peresmian B30, di Jakarta, Senin (23/12/2019).
Baca juga: Ini Langkah Erick Thohir Atasi Masalah Gagal Bayar Jiwasraya
Mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan ini meminta kepada pihak media serta institusi lainnya agar tidak menuding bila tidak terbukti.
Sebab, bungkamnya dia tengah merencanakan serta mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membentuk induk usaha asuransi (holding).
"Terus diputarbalikkan sama teman-teman, Erick Thohir terima Rp 100 miliar, Rp 200 miliar, duit dari mana nerimanya? Jangan dipolitisasi! Ini benar-benar bekerja secara objektif. Dan tidak ada niat manipulasi. Orang mau betulin kok," ujarnya.
Dia pun memohon agar para kabinet kerja Jokowi periode kedua ini diberikan kesempatan dalam membenahi "Pekerjaan Rumah/PR" pendahulunya, termasuk dirinya yang mulai melakukan restrukturisasi jabatan di lingkungan perusahaan BUMN dan kementeriannya.
"Tadi saya terus terang tidak mau juga diwawancara, karena akhirnya bias. Tolong kami dengan segala kerendahan hati diberikan kesempatan bekerja. Menteri-menteri ini lagi kompak-kompaknya," pintanya.
Baca juga: Erick Thohir Soal BUMN Merugi: Masa Mati Segan Hidup Tak Mau?
Persoalan di tubuh Jiwasraya ini, lanjut Erick, telah terjadi sejak 2006 silam. Pemerintahan saat ini termasuk Kementerian BUMN perlahan mulai membenahi Jiwasraya.
"Bahwa memang sejak tahun 2006 sampai sekarang pemerintah bekerja dalam hal-hal seperti ini. Bukan diotonomi oleh pemerintah dulu, pemerintah sekarang, itu enggak. Makanya dari Jiwasraya dari 2006 sampai hari ini pemerintah bekerja keras," ujarnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan