TANGERANG, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia diprediksi bakal meningkat seiring dengan memanasnya konflik antara AS dengan Iran. Terlebih pada Jumat (3/1/2020), AS melancarkan serangan udara yang menewaskan Jenderal pasukan elit Iran, Qasem Soleimani.
Menanggapi mahalnya harga minyak, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pihaknya telah mengantisipasi lonjakan harga minyak dari beberapa bulan lalu.
"Ya memang itu yang diminta Pak Jokowi kan kita harus selalu antisipasi. Karena yang namanya ekonomi dunia adalah sesuatu yang fluktuatif dan tidak bisa diprediksi pasti akan juga berdampak pada RI terutama di harga minyak," kata Erick saat menyambangi posko banjir di Tangerang, Minggu (5/1/2020).
Baca juga: Serangan AS Tewaskan Pimpinan Militer Iran, Harga Minyak Dunia Melonjak
Erick menuturkan, salah satu antisipasi pemerintah adalah menerapkan B30 di awal 2020. Dengan adanya B30, ketergantungan impor minyak mentah dunia bisa ditekan.
Selain B30, pihaknya telah mulai melakukan tender dengan perusahaan minyak asal AS dengan memangkas peran trader. Pemangkasan ini membuat harga lebih murah sekitar 5-6 dollar AS.
"Tanpa tender kita bisa cut margin-margin yang tidak perlu. Salah satunya kita tender dengan AS, harganya jelas lebih murah 5-6 dollar AS yang selama ini tidak pernah dilakukan. Ini langsung ke perusahaan total, tidak ada perantara," ungkapnya.
Meski begitu, Erick mengaku bukan bermaksud memusuhi perantara. Selama harganya transparan, sesuai, dan tidak ada sogok-menyogok, Erick masih berencana mengapresiasi peran trader alias perantara.
"Tetapi kalau mohon maaf, ya kan ini sengaja merusak pipa, tangki, itu kita harus lawan," sebutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.