NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mengalami lonjakan hingga 4 persen pada perdagangan Jumat (4/1/2019) menyusul konfirmasi Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengenai tewasnya pimpinan militer Iran akibat serangan AS ke Baghdad.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran akan peningkatan ketegangan konflik antara kedua negara yang bisa memengaruhi kinerja produksi energi di kawasan tersebut.
Pihak Kementerian Pertahanan pun mengatakan, serangan tersebut merupakan tindakan tegas yang diambil untuk melindungi personil AS di luar negeri. Dalam keterangan tertulis tersebut juga dikatakan, serangan tersebut merupakan arahan langsung dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Baca juga: Masih Ingat Janji Jokowi Bangun 5 Kilang Minyak?
Dikutip dari CNBC, harga minyak mentah acuan Brent naik 1,88 dollar AS atau 2,8 persen pada perdagangan awal ke level 69,5 dollar AS.
Sementara harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate meningkat 1,45 dollar AS atau 2,4 persen menjadi 62,63 dollar AS per barrel. Adapun pada sesi perdagangan awal WTI menyentuh 64,09 dollar AS atau level tertinggi sejak April 2019 lalu.
Serangan tersebut juga berpotensi menimbulkan aksi balasan oleh Iran.
Senior Global Analyst Matthew Bey mengatakan, ada kemungkinan Iran akan menyerang balik infrastruktur produksi minyak di kawasan Teluk Persia dan kawasan lain di Timur Tengah. Selain itu, Iran juga kemungkinan akan menyerang infrastruktur produksi minyak Arab Saudi jika ketegangan kian meningkat.
Baca juga: Ekspor Minyak Sawit Indonesia Kena Tarif, Luhut: Enggak Masalah!