Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Berpotensi Rugikan China Hingga 60 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 02/02/2020, 06:29 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN

BEIJING, KOMPAS.com - Untuk mengantisipasi kerugian akibat virus corona, otoritas China telah melakukan berbagai cara. Beberapadi antaranya seperti memangkas pajak, mendorong belanja negara dan memangkas suku bunga bank sentral.

Dikutip dari CNN, Minggu (2/2/2020) dampak ekonomi dari virus tersebut masih belum bisa ditentukan. Namun demikian, satu media pemerintah dan beberapa ekonom menilai pertumbuhan ekonomi China bisa terpangkas hingga 2 persen kuartal ini lantaran wabah virus tersebut.

Sebab, kerberadaan virus kerena telah membuat sebagian besar aktifitas ekonomi di negara tersebut terhenti. Di kuartal pertama tahun ini, China bisa jadi kehilangan momentum pertumbuhan hingga 62 miliar dollar AS.

Baca juga: Dibanding Brexit, Virus Corona Lebih Mengkhawatirkan buat Indonesia

Padahal tahun lalu sudah menjadi rekor pertumbuhan ekonomi China yang terendah sejak 29 tahun, akibat utang yang meningkat dan perang dagang dengan Amerika Serikat.

Virus corona yang pertama kali muncul di pusat kota Wuhan telah menewaskan lebih dari 200 jiwa dan ribuah orang telah terinfeksi. Jumlah tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah korban SARS pada 2003.

Sebelumnya, kemunculan dari penyakit tersebut di luar radar pemerintah China. Sebelum akhirnya pecah, pemerintah China bahkan lebih khawatir dengan risiko kerusuhan akibat jumlah pengangguran yang terus meningkat.

Hingga saat ini, para pembuat kebijakan telah berupaya untuk melakukan langkah-langkah untuk mendorong dunia usaha yang langsung terdampak virus tersebut.

Bank sentral dan pemerintah setempat telah mengalokasikan dana sebesar 12,6 miliar dollar AS untuk perawatan dan peralatan medis.

Selain itu, beberapa bank besar juga telah memangkas suku bunga untuk usaha kecil dan individu di beberapa daerah yang paling terdampak.

Bank of China mengatakan bakal mengizinkan orang-orang di Wuhan dan di Provinsi Hubei lainnya untuk menunda pembayaran utang mereka dalam beberapa bulan ke depan jika orang-orang tersebut kehilangan lapangan pekerjaan akibat virus ini.

Bank sentral negara tersebut People Bank of China menyatakan akan memastikan terdapat likuiditas yang cukup di pasar keuangan jika akan dibuka kembali Senin (3/1/2020) setelah masa libur Tahun Baru China usai.

Sebagai informasi di Hong Kong, ketika perdagangan kembali dibuka awal pekan ini, indeks Hang Seng (HSI) anjlok hampir 6 persen hanyha dalam beberapa hari perdagangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com