Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Resmi Keluar dari Uni Eropa, Ini yang Harus Dilakukan RI

Kompas.com - 02/02/2020, 19:15 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah melalui berbagai proses yang panjang, pada Jumat (31/1/2020) pukul 23.00 waktu setempat Inggris Raya akhirnya resmi keluar dari Uni Eropa.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) harus gesit mencari peluang untuk mendapatkan investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dari Inggris pasca-Brexit.

Sebab, dengan keluarnya Ingris dari Uni Eropa maka Indonesia memiliki peluang untuk melakukan hubungan langsung dengan Inggris, dari yang sebelumnya harus melalui Uni Eropa.

"BKPM mesti gesit cari peluang di Inggris agar jumlah FDI Inggris naik paska Brexit," ujar Bhima ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (2/2/2020).

Selain itu, Indonesia juga perlu mencari peluang untuk menembus perdagangan langsung melalui perjanjian bilateral dengan Inggris.

"Secara WTO memang Indonesia dan Inggris ada dalam satu kesepahaman. Tinggal implementasi perjanjian dagang yang sifatnya spesifik misalnya membuat Preferential Trade Agreement dalam hal produk CPO, karet dan bahan baku otomotif," lanjut dia.

Bhima pun menjelaskan dengan terpisahnya Inggris dari Uni Eropa maka pola rantai pasok pun bakal berubah. Selama ini Indonesia melakukan ekspor bahan baku industri ke Uni Eropa untuk diolah menjadi produk akhir sebelum akhirnya dikirim ke Inggris.

Dengan perubahan pola rantai pasok tersebut maka bisa memberi risiko ketidakpastian bagi para eksportir.

Selain itu, kekhawatiran lain yang muncul adalah adanya kemungkinan London tidak lagu menjadi pusat keuangan di Eropa. Kantor kantor pusat bank dan perusahaan investasi akan pergi dari Inggris.

"Meskipun beberapa pelaku pasar sudah price in untk mengantisipasi gejolak paska Brexit. Kita khawatir London tidak lagi menjadi pusat keuangan di Eropa. Ini situasi yang mengganggu stabilitas pasar modal global. Apalagi sekarang ada wabah corona yg mempengaruhi kepercayaan investor," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com