JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir khawatir dampak virus corona dari China mengganggu iklim investasi di Indonesia.
Salah satunya investasi dari Uni Emirat Arab yang disepakati di Abu Dhabi beberapa waktu lalu.
Atas dasar itu, pemerintah tengah mencari solusi agar virus tersebut tak masuk ke Indonesia.
“Investasi yang kemarin misalnya, Indonesia dengan Abu Dhabi, tanda tangan 18 miliar dollar AS bisa saja berhenti, kenapa? Karena orang Abu Dhabi enggak tahu di Indonesia aman atau tidak,” ujar Erick di Jakarta, Senin (10/2/2020).
Baca juga: Erick Thohir Dampingi Jokowi ke Abu Dhabi, 4 BUMN Jalin Kerja Sama dengan Perusahaan UEA
Erick pun berharap mewabahnya virus corona bisa segera teratasi. Sebab, akibat virus tersebut bisa saja terjadi resesi global.
“Bisa saja investasi ini di-hold dan salah satu agreement kita dengan EGA (perusahaan smelter UEA) salah satunya memakai teknologi China kalau enggak salah, kalau refinery tidak,” kata Erick.
Menurut Erick, Presiden Joko Widodo akan mengumpulkan para menterinya untuk membahas dampak corona pada Selasa (11/2/2020) besok.
“Besok Presiden meminta ratas, seluruh menteri hadir, salah satunya yang dibahas bukan ini (corona) saja, tapi bagaimana kita mengantisipasi, resesi global ekonomi, bila, ini bukan terjadi lho, bila virus corona tidak bisa berhenti, atau memakan waktu berbulan-bulan," ucap dia.
Baca juga: Jokowi Minta Putra Mahkota Abu Dhabi Jadi Dewan Pengarah Ibu Kota Baru
Virus corona diketahui telah menyebar ke sejumlah negara. Negara-negara tersebut adalah Kanada, China, Jepang, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Nepal, Perancis, dan Australia.
Corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan manusia. Gejala awalnya mirip seperti flu biasa yang diawali dengan demam, pusing, batuk, pilek, radang tenggorokan, dan badan lemas.
Namun, seiring berjalannya waktu, virus ini menyebabkan pneumonia ganas yang mematikan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.