Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Info Lengkap Mata Uang Riyal ke Rupiah

Kompas.com - 01/05/2024, 10:52 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Mata uang riyal adalah mata uang dipakai di negara Kerajaan Arab Saudi. Untuk konversi nilai tukar mata uang riyal ke rupiah saat ini adalah setiap 1 riyal setara dengan Rp 4.330.

Mengutip laman Britanica, setiap 1 mata uang riyal Saudi dibagi menjadi 20 qurush atau 100 halala. Saudi Arabian Monetary Agency atau Badan Moneter Arab Saudi, yang didirikan pada tahun 1952, memiliki wewenang eksklusif untuk menerbitkan uang kertas dan koin di kerajaan tersebut.

Uang kertas yang bagian depannya bergambar tokoh keluarga penguasa Saudi ini diterbitkan dalam pecahan mulai dari 1 hingga 500 riyal.

Baca juga: Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Bagian depan setiap uang kertas juga memuat tulisan Arab dan bangunan atau tradisi keagamaan. Sementara di bagian sebaliknya memiliki aksara Inggris dan potret kebudayaan dan kesenian Arab Saudi tradisional dan modern.

Denominasi koin pada mata uang riyal berkisar dari 5 hingga 100 halala dan dari 1 hingga 10 qurush.

Nilai tukar mata uang riyal

Bagi warga negara Indonesia yang hendak bepergian ke luar negeri, baik guna melakukan ibadah haji dan umrah maupun tujuan lainnya, tentu saja akan mencari informasi seputar nilai tukar mata uang riyal ke rupiah.

Baca juga: Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Sebagaimana sudah disebutkan di atas, untuk konversi mata uang riyal ke rupiah dengan menggunakan patokan sejumlah situs konversi kurs, setiap 1 riyal sama dengan Rp 4.330.

Sebagai ilustrasi saja, berikut beberapa contoh nilai tukar riyal ke rupiah:

Jawabannya masing-masing adalah:

  • 1 riyal setara dengan Rp 4.330
  • 10 riyal setara dengan Rp 43.360
  • 100 riyal setara dengan Rp 433.670
  • 500 riyal setara dengan Rp 2.168.380
  • 1.000 riyal setara dengan Rp 4.336.670
  • 10.000 riyal setara dengan Rp 43.367.700.

Baca juga: Mata Uang Spanyol Sebelum dan Setelah Gabung Uni Eropa

Ilustrasi mata uang riyal Arab Saudi.Tangkapan layar situs Banknote News Ilustrasi mata uang riyal Arab Saudi.

Mata uang Arab Saudi dan Ekonominya

Mengutip Investopedia, Kerajaan Arab Saudi didirikan pada tahun 1932 dengan menggabungkan Kerajaan Hijaz dan Kesultanan Nejd. Setelah pembentukannya, Arab Saudi menggunakan sistem moneter bimetalik yang didasarkan pada emas Inggris dan riyal perak.

Pada tahun 1952, sistem moneter direformasi dengan menggunakan mata uang tunggal. Mata uang ini, Riyal Saudi, didukung oleh emas Saudi yang setara dengan emas Inggris hingga tahun 1959.

Pada saat itu, sistem berdasarkan uang fiat yang diberlakukan oleh Badan Moneter Arab Saudi telah dibuat yang merupakan bank sentral Saudi.

Perekonomian Arab Saudi sebagian besar didorong oleh industri minyak dan gasnya. Pada tahun 2020, negara ini memproduksi 12,44 juta barel minyak per hari, setara dengan 13 persen produksi dunia.

Baca juga: Mengenal Mata Uang Pakistan dan Nilai Tukarnya

Arab Saudi dan Rusia bersaing memperebutkan posisi teratas sebagai produsen minyak terbesar pada tahun 2003 hingga 2018, ketika Amerika Serikat mengalami kenaikan produksi minyak.

Hingga saat ini, Arab Saudi tetap menjadi eksportir minyak bumi terbesar di dunia.

Dengan cadangan minyak terbukti sekitar 267 juta barel dan biaya produksi yang relatif rendah, Arab Saudi harus mempertahankan posisinya sebagai tiga produsen minyak besar di masa mendatang.

Industri minyak dan gas Arab Saudi dikendalikan oleh Saudi Aramco, yang sahamnya dikuasai oleh Kementerian Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi dan Dewan Tertinggi Perminyakan dan Mineral.

Baca juga: Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com